Indonesia vs Liverpool, Menag: Kalau Kalah Jangan Banyak-banyak

Suryadharma Ali berharap Timnas Garuda dapat mengimbangi permainan Steven Gerald dan kawan-kawan.

oleh Riski Adam diperbarui 16 Jul 2013, 22:14 WIB
Diterbitkan 16 Jul 2013, 22:14 WIB
ali-130716c.jpg
Timnas Indonesia kembali mendapat kesempatan besar menjajal skuad sepakbola tangguh dari Liga Premier Inggris. Setelah Arsenal, skuat Jacksen F Tiago itu kan akan berlaga menghadapi Liverpool FC di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK) Jakarta pada Sabtu 20 Juli mendatang.

Menanggapi hal itu, Menteri Agama (Menag) Suryadharma Ali yang mengaku pecinta sepakbola nasional ini berharap Timnas Garuda dapat mengimbangi permainan Steven Gerald dan kawan-kawan. Bahkan ia berharap skuat Jacksen F Tiago itu bisa memenangkan pertandingan persahabatan tersebut. Namun bila kalah, tidak terjadi saat Indonesia melawan Arsenal dengan skor telak 7-0.

"Ya tentu harapannya semangat juang tidak kendor meski pernah dipukul habis 7-0. Jadi kalaupun kalah ya 1-0 aja nggak usah banyak-banyak. Ya kalaupun kalah, kalah tipislah," ucap Suryadharma usai acara buka puasa bersama di kediamannya, Kompleks Widya Chandra III, Gatot Subroto, Jakarta, Selasa (16/7/2013).

Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP) ini menyesali kekalahan telak yang diterima Timnas Indonesia saat melawan Arsenal. Menurutnya, prestasi olahraga Indonesia kini tak sebaik era 80-an. Karena itu perlu evaluasi menyeluruh untuk meningkatkan prestasi olahraga di Indonesia sehingga bisa mengharumkan nama bangsa.

"Ya memang kita prihatin prestasi olahraga kita menurun, kita sangat prihatin. Dulu bulutangkis paling ditakuti. Dulu catur kita punya grand master-grand master dan tinju kita punya juara-juara tinju dunia, tapi sekarang mengalami penurunan yang sangat memprihatinkan termasuk bola," sesalnya.

"Nah menurut saya, prestasi bola masya Allah, jadi harus koreksi bersama. Artinya kita tidak menyalahkan satu pihak, tapi kita harus mengkoreksi semuanya termasuk penataan ruang publik," tambah Suryadharma.

Dia menjelaskan, penataan ruang publik itu seperti penataan tempat olahraga bagi masyarakat. Lantaran kini masyarakat sangat sulit mendapatkan tempat olahraga. Hal itu terjadi lantaran tanah-tanah kosong yang dahulu bisa dijadikan tempat berolahraga, kini tak bisa lagi. Tanah kosong itu sudah dibangun gedung-gedung bertingkat.

"Di mana dulu di kampung saya di Tanjung Priok itu banyak sekali tempat buat main bola, tapi sekarang tanah-tanahnya sudah dibangun gedung-gedung mewah dan rumah rumah, jadi semakin tidak ada ruang publik untuk berolahraga," tandas Suryadharma. (Ali/Sss)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya