Ribuan Warga di 8 Desa Musirawas Tolak BLSM

Ribuan warga di delapan desa Kecamatan Tiang Pumpung Kepungut, Kabupaten Musirawas, Sumatera Selatan menolak BLSM.

oleh Riz diperbarui 22 Jul 2013, 08:19 WIB
Diterbitkan 22 Jul 2013, 08:19 WIB
tolak-blsm130722a.jpg

Ribuan warga di delapan desa Kecamatan Tiang Pumpung Kepungut, Kabupaten Musirawas, Sumatera Selatan, menolak bantuan langsung sementara masyarakat (BLSM) karena dinilai tidak tepat sasaran.

"Penolakan itu warga sampaikan langsung ke Kantor Pos Muara Beliti dengan alasan penerima bantuan langsung sementara tersebut tidak tepat sasaran," kata Kepala Desa Rantau Serik, Komala Sari di Muara Beliti, Senin (22/7/2013).

Dia menjelaskan, pihaknya bersama kepala desa (kades) lain sepakat menolak BLSM tersebut untuk menghindari gejolak masyarakat miskin yang tidak menerima jatah bantuan tersebut.

Warga melalui sejumlah kepala desa yang menyampaikan penolakan itu, antara lain Kades Kebur Umar, Kades Kebur Jaya Suhardi, dan Kades Batu Bandung Saiful serta Kades Rantau Bingin Nazarudin.

Mereka menyampaikan penolakan menerima bantuan BLSM lewat surat tertanggal 15 Juli 2013. Tidak hanya dengan tanda tangan,  surat itu disertai materai dan stempel desan masing-masing.

Kemudian surat pernyataan itu disampaikan ke Kantor Pos Muara Beliti akhir pekan lalu, dengan alasan data BLSM di 8 desa tersebut tidak benar dan belum tepat sasaran.

"Bila BLSM tidak kami tolak dikhawatirkan akan menjurus pada konflik di masyarakat setempat," ujar para Kades itu.

Hal senada juga dibenarkan Kades Batu Bandung, Syaiful, yang menilai data penerima BLSM itu merupakan data lama. Warga yang benar-benar miskin tidak terdata.

Kepala Kantor Pos Muara Beliti, Priyono Wismad membenarkan, pihaknya telah menerima surat dari Kecamatan Tiang Pumpung Kepungut itu. "Kami hanya menjalankan tugas bila ada kepala desa menolak BLSM itu, maka bantuan kompensasi kenaikan Bahan Bakar Minyak dikembalikan ke pemerintah pusat," ujar Priyono. (Ant/Riz/Yus)

Tag Terkait

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya