Kisah Sopir Metromini: dari Dimarahi Istri Hingga Nasib Tak Jelas

Ada beragam kisah yang dituturkan Sodikin, sang sopir metromini, saat menjalani profesinya sebagai pengemudi minibus berkelir merah itu.

oleh Moch Harun Syah diperbarui 29 Agu 2013, 21:48 WIB
Diterbitkan 29 Agu 2013, 21:48 WIB
kisah-metromini-130829c.jpg
Supir Metromini, Sodikin (44) mengaku siap dimarahi sang istri karena tidak membawa uang belanja untuk keesokan harinya. Maklum, biasanya Sodikin selalu membawa pulang uang hasil jerih payahnya. Sodikin sendiri sebagai sopir Metromini 640 jurusan Pasar Minggu-Tanah Abang.

"Bini sih pasti teriak marah ini nanti. Ya hari biasa aja kata bini dah nyut-nyutan ngatur keuangan. Ditambah hari ini mobil gak jalan. Ya demi perjuangan lah," kata Sodikin saat ditemui di Balaikota, Jakarta, Kamis (29/8/2013).

Biasanya, Sodikin bisa membawa uang bersih 150 ribu rupiah per hari. Uang itu diperolehnya usai menyetor uang sebesar Rp 350 ribu kepada pemilik Metro Mini. Untuk itu, Sodikin berharap masalah yang menimpa Metro Mini cepat terselesaikan.

"Sehari biasanya dapat 700-800 ribu, setoran 350 ribu ditambah buat isi solar 200 ribu. Hari ini biar kelar lah, mau dihapus atau gimana kek," tambah Bapak beranak 2 itu.

Warga asal Tegal itu menuturkan, dirinya sudah mendapatkan informasi terkait demo hari ini. Menurutnya, ia tak hanya sekedar ikut-ikutan berdemo. Pasalnya, dirinya mengeluhkan ketidakpastian informasi yang diperoleh perihal peremajaan Metromini itu sendiri.

"Dapat surat edaran demo dari semalam. Saya memang hanya sopir, tapi saya bisa ngerti lah. Uji KIR di Pulo Gadung cuma akal-akalan tetep aja di jalan dikandangin Metronya. Masa sampe speedometer segala, kalo rem tangan okelah," ungkap Sodikin.

Sekalipun Metro Mini diganti, dirinya menginginkan, pihak Dishub jangan memaksakan kehendaknya untuk menggunakan jenis bus merk Toyota.

"Yang saya tau, Toyota itu susah ngerawatnya dan mahal onderdilnya. Sekali ganti oli 8 liter, seliter 23 ribu," pungkas Bapak yang tinggal di Pasar Minggu itu.

Pantauan Liputan6.com, ratusan sopir itu masih berdiri di depan pagar Balaikota. Selain itu, banyak pengguna jalan yang menjadi tumpahan amarah mereka. Tak jarang, para pendemo memaki dan meneriaki para sopir angkutan lain yang melintas. Selain itu sampah plastik dan sisa makanan berserakan di jalan Merdeka Selatan. (Ali)

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya