Pemberian Dana Bantuan Langsung Sementara Masyarakat (BLSM) masih berlangsung di Kantor Pos Depok, Jawa Barat. Antrean panjang pun masih terjadi, sehingga ada yang pingsan akibat kelelahan mengantre.
Seperti dalam tayangan Liputan 6 SCTV, Selasa (3/8/2013), antrean panjang ratusan warga yang hendak mengambil dana BLSM itu sudah mengular sejak pagi. Antrean panjang itu tentu saja melelahkan seorang kakek renta.
Si kakek pun harus dipapah untuk mengambil uang bantuan pemerintah sebesar Rp 300 ribu itu. Tidak kuat bertahan lebih lama lagi, kakek itu akhirnya pingsan.
Di Grobogan Jawa Tengah, ribuan warga berdesak-desakan di depan Kantor Pos Kota Purwodadi untuk mendapatkan dana BLSM. Seorang nenek jatuh pingsan dan sempat terinjak-injak oleh warga lainnya, setelah tidak kuat lagi menunggu gerbang dibuka.
Beruntung ia segera diselamatkan seorang anggota polisi untuk keluar dari kerumunan.
Seperti sebelumnya, pembagian BLSM kali ini juga tidak tepat sasaran. Banyak warga mampu yang datang mengendarai sepeda motor saat mencairkan BLSM.
Karut marut pembagian dana BLSM membuat banyak warga yang berhak justru tidak terdaftar sebagai penerima. Seperti Suparti, yang hidup sebatang kara di sebuah gubuk. Padahal untuk sekedar makan, ia harus berjualan gaplek yang hasilnya tidak seberapa. Namun nenek itu tidak pernah menerima berbagai program bantuan pemerintah termasuk BLSM.
Untuk memantau pembagian BLSM, Menko Kesra Agung Laksono mendatangi Kantor Pos Tebet, Jakarta Selatan. Pada pembagian BLSM tahap kedua ini, pemerintah mengucurkan Rp 4,6 triliun. Diperkirakan dalam 1 bulan, semua dana sudah tersalurkan pada warga miskin.
Selain itu, pemerintah juga mengalokasikan dana sebesar Rp 10 triliun untuk siswa miskin. Untuk siswa sekolah dasar (SD), akan mendapat bantuan Rp 500 ribu, SMP Rp 750 ribu, dan SMA Rp 1 juta. (Tnt/Mut)
Seperti dalam tayangan Liputan 6 SCTV, Selasa (3/8/2013), antrean panjang ratusan warga yang hendak mengambil dana BLSM itu sudah mengular sejak pagi. Antrean panjang itu tentu saja melelahkan seorang kakek renta.
Si kakek pun harus dipapah untuk mengambil uang bantuan pemerintah sebesar Rp 300 ribu itu. Tidak kuat bertahan lebih lama lagi, kakek itu akhirnya pingsan.
Di Grobogan Jawa Tengah, ribuan warga berdesak-desakan di depan Kantor Pos Kota Purwodadi untuk mendapatkan dana BLSM. Seorang nenek jatuh pingsan dan sempat terinjak-injak oleh warga lainnya, setelah tidak kuat lagi menunggu gerbang dibuka.
Beruntung ia segera diselamatkan seorang anggota polisi untuk keluar dari kerumunan.
Seperti sebelumnya, pembagian BLSM kali ini juga tidak tepat sasaran. Banyak warga mampu yang datang mengendarai sepeda motor saat mencairkan BLSM.
Karut marut pembagian dana BLSM membuat banyak warga yang berhak justru tidak terdaftar sebagai penerima. Seperti Suparti, yang hidup sebatang kara di sebuah gubuk. Padahal untuk sekedar makan, ia harus berjualan gaplek yang hasilnya tidak seberapa. Namun nenek itu tidak pernah menerima berbagai program bantuan pemerintah termasuk BLSM.
Untuk memantau pembagian BLSM, Menko Kesra Agung Laksono mendatangi Kantor Pos Tebet, Jakarta Selatan. Pada pembagian BLSM tahap kedua ini, pemerintah mengucurkan Rp 4,6 triliun. Diperkirakan dalam 1 bulan, semua dana sudah tersalurkan pada warga miskin.
Selain itu, pemerintah juga mengalokasikan dana sebesar Rp 10 triliun untuk siswa miskin. Untuk siswa sekolah dasar (SD), akan mendapat bantuan Rp 500 ribu, SMP Rp 750 ribu, dan SMA Rp 1 juta. (Tnt/Mut)