Gerindra Bantah Prabowo Jadikan Wilfrida Alat Politik 2014

Kepedulian terhadap masalah kemanusian menjadi salah satu perhatian Prabowo dan keluarga besar Djojohadikusumo sejak lama.

oleh Riski Adam diperbarui 18 Sep 2013, 22:51 WIB
Diterbitkan 18 Sep 2013, 22:51 WIB
prabowo-update-3-130530b.jpg
Keluarga Prabowo Subianto membantah pernyataan Direktur Migrant Care, Anis Hidayah. Anis menyebut tindakan Prabowo Subianto menyelamatkan Wilfrida, TKW yang terancam hukuman mati di Malaysia merupakan bentuk aksi politik jelang Pemilu 2014.

Hashim Djojohadikusumo, adik Prabowo Subianto ini menegaskan, kepedulian terhadap masalah kemanusian menjadi salah satu perhatian Prabowo dan keluarga besar Djojohadikusumo sejak lama. Sehingga tak heran jika Partai Gerindra mempunyai perhatian yang sama dalam masalah itu.

"Masalah-masalah kemanusiaan, perbudakan modern, serta berbagai permasalahan sosial di sekitarnya sudah sangat lama menjadi perhatian, dan kepedulian Partai Gerindra dimana Prabowo Subianto menjadi Ketua Dewan Pembina," kata Hasyim dalam keterangan resminya kepada Liputan6.com di Jakarta, Rabu (18/9/2013).

Hasyim yang juga Anggota Dewan Pembina Partai Gerindra ini menjelaskan, berbagai kegiatan pendampingan mengatasi masalah hukum yang timbul di tengah-tengah Ketenagakerjaan Indonesia sudah lama menjadi aktivitas Partai Gerindra, Prabowo dan Keluarga Djojohadikusumo.

Hashim mencontohkan, seperti pada Maret 2011 silam. Sebuah International Gathering diselenggarakan Yayasan yang dipimpin Ibu Anie Hashim Djojohadikusumo yang membangun jaringan melawan perdagangan manusia secara global.

"Prabowo Subianto juga terlibat dalam pendampingan dan pemulangan 300 TKI dari Jordania pada Januari 2012 lalu, dan Partai Gerindra cabang Malaysia di awal 2013, ini telah ikut mendampingi pemulangan 300 TKI dari Malaysia," jelas Hashim.

Lawan Perdagangan Manusia

Menurut Hashim, saat ini Partai Gerindra adalah satu-satunya partai yang memberi perhatian khusus mengenai upaya melawan perdagangan manusia dengan berupaya aktif membangun kesadaran publik tentang isu perdagangan manusia dan masalah di sekitarnya.

"Dan perlu diketahui, Wilfrida adalah korban dari kasus perdagangan manusia. Karena dia masuk ke Negeri Jiran dengan paspor palsu ketika berusia 17 tahun, dan kemudian sekarang terlibat kasus hukum yang mengakibatkan ancaman hukuman mati bagi yang bersangkutan," ujarnya

Hashim menambahkan, kedatangan Prabowo Subianto membantu Wilfrida yang sudah dipenjara sejak 2010 itu, justru karena sampai kini Wilfrida belum mendapatkan upaya hukum maksimal. Bahkan, Pemerintah Indonesia juga tak terlihat membantu Wilfrida dengan serius.

Ia menegaskan, dengan demikian jelas pernyataan Direktur Migrant Care Anis Hidayah sama sekali tidak berdasarkan kebenaran dan kenyataan yang ada. "Untuk itu, saya mengimbau semua pihak untuk selalu waspada dan tidak menjadikan masalah kemanusiaan menjadi obyek politik belaka."

"Sudah saatnya ketika bangsa ini menghadapi berbagai persoalan besar menyangkut masalah-masalah kemanusiaan justru harus saling mendukung untuk peduli terhadap sesama warga negara Indonesia di manapun dia berada. Ini masalah siapa yang harus dibantu bukan siapa yang memberikan bantuan, yang penting demi menjaga harkat bangsa Indonesia," tandas Hashim.

Direktur Migrant Care Anis Hidayah sebelumnya mengatakan bahwa ikut campurnya Prabowo dalam kasus Wilfrida ini sudah sangat menggangu proses hukum yang sedang berjalan tanpa ada koordinasi dari Pemerintah Indonesia.

"Menurut saya itu mengganggu proses hukum yang sedang berjalan karena lobby itu diluar jalur pemerintah," kata Anis. (Ali/Rmn)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya