Braaak...! Suara tumbukan keras memecah kesunyian Senayan di pagi buta kemarin. Beberapa orang terkapar di pinggir Jalan Asia Afrika, Senayan, Jakarta Pusat. Baru saja kecelakaan maut terjadi. Akhir pekan pun berselimut duka.
Adalah sedan Toyota Altis B 1469 NBB yang melaju dengan kencangnya dari Senayan City menuju Hotel Mulia hingga kemudian hilang kendali dan akhirnya menabrak beberapa muda-mudi yang tengah berada di sudut jalan itu. Dua nyawa terenggut sementara 8 lainnya terluka.
"Saya tahunya pas suara benturannya saja, brak. Terus ada 3 atau 4 orang tergeletak. Tapi saya nggak mendekat karena takut," kata Dayat, seorang penjual tanaman hias di Senayan, Minggu (22/9/2013). Lokasi tabrakan dikenal rawan kecelakaan. "Sudah sering kejadian kecelakaan seperti itu," ujar Dayat.
Tak berhenti di situ, Altis maut itu pun melanjutkan aksi 'akrobatiknya' dengan menyeruduk 3 mobil yang tengah terparkir. Ketiganya yakni, Honda Accord B 8049 AG, Vios B 71 Al, dan Mercedes Benz B 2345 KA. Tak ada decit rem sebelum Altis menabrak 3 mobil itu.
"Kejadian cepat banget, posisi sebelum kejadian nggak denger suara decit rem. Tiba-tiba (2 korban tewas) kelempar nggak sadarkan diri," kata Frans Januar Indra Putra, saksi korban usai diperiksa di Ditlantas Polda Metro Jaya, Jakarta Selatan.
Sang pengemudi Altis maut, David (22), nampak sempoyongan dan bertelanjang dada sesaat setelah kejadian. Dia diduga mabuk. Warga Serpong, Tangerang, itu beruntung karena tak mengalami luka serius. Namun karena aksi ugal-ugalannya, dia harus berurusan dengan polisi.
"Tidak dirawat, lagi dimintakan untuk tes urine dan darah," kata Kepala Sub Direktorat Penegakan Hukum, Direkrotar Lalu Lintas Polda Metro Jaya AKBP Hindarsono di Jakarta.
Entah apa yang merasukinya hingga David begitu teledor. Dua nyawa yang menemui maut karena aksinya, yakni Salsabila Yasaroha Aslaha dan Fikri Ramadhoni. Bersama rekan-rekannya, mereka saat itu tengah membeli otak-otak pinggir jalan setelah sebelumnya merayakan ulang tahun ke-17 Salsabila.
"Saya nggak ada firasat apapun. Sebelumnya pamit, minta uang, ada perayaan ulang tahun di Kemang," kata ayah Salsabila, Supriyono di RSCM, Jakarta.
Belia
Baik David maupun para korban jiwa terbilang masih muda. Salsabila baru saja merayakan ulang tahun ke 17-nya. Sementara Fikri lahir 1992 silam, masih 19 tahun. Supriyono, ayah Salsabila pun menyesalkan kepergian putrinya yang terbilang cepat ini. Firasat pun tak dirasakannya.
"Padahal dia baru saja ulangtahun 16 September lalu, pas yang ke 17 tahun," lirih Supriyono. Dia berharap, kepolisian dapat mengungkap tuntas kasus ini.
Tak seperti Fikri yang tewas di lokasi kejadian, Salsabila menghembuskan napasnya di RS Patraika, Slipi. Semasa hidupnya gadis belia itu berangan-angan menjadi model. Jika saja masih bernyawa, dia pasti akan bisa mengikuti salah satu audisi model. Namun asa itu kini harus lenyap.
"Saya ke sini buat ambil tas Salsabila dan rencananya juga mengikutkan dirinya audisi model," tante Salsabila, Ii Handayani (38).
Sementara itu, ibunda Fikri juga tak kalah berduka. Berat menerima kepergian sang putra tercinta, ibunda Fikri, Agustus, semaput dan jatuh pingsan saat memastikan putra kesayangannya menjadi salah satu korban tewas dalam kecelakaan itu.
Rekan-rekan Salsabila dan Fikri pun ikut merasakan duka mendalam. Mereka melakukan tabur bunga di lokasi kecelakaan.
Afriyani Susanti dan Novi Amelia
Kecelakaan maut karena pengemudi diduga mabuk atau mengonsumsi narkotika tak cuma terjadi kali ini saja. Setidaknya ada 2 kasus terakhir yang paling menyita perhatian masyarakat. Yakni Xenia maut Afriyani Susanti dan honda jazz merah yang dikemudikan model majalah pria dewasa Novi Amelia.
Pada 22 Januari 2012 lalu, Afriyani Susanti membuat heboh setelah mobil yang dikemudikannya menabrak 12 pejalan kaki di halte Tugu Tani, Jakarta Pusat. Sembilan di antaranya tewas. Kecelakaan terjadi setelah 21 Januari malam, Afriyani mengonsumsi minuman keras.
Karena aksinya itu dia dibui 15 tahun penjara. Afriyani terbukti melakukan kelalaian dan melanggar Pasal 311 ayat 4 Undang-Undang Nomor 22 tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan. Selain dihukum untuk kasus kecelakaan, sang sopir Xenia maut juga dijatuhi hukuman oleh Pengadilan Negeri Jakarta Barat selama 4 tahun penjara. Ia divonis majelis hakim karena terbukti mengonsumsi narkoba golongan I sebelum kecelakaan terjadi.
Sementara itu, model seksi Novi Amelia juga tak kalah membuat heboh. Saat mengemudikan honda jazz merah yang menabrak 7 pengguna jalan di kawasan Taman Sari, Jakarta Barat pada 11 Oktober 2012 lalu, Novi dalam keadaan setengah telanjang.
Novi dinilai terbukti melakukan pelanggaran lalu lintas sehingga menimbulkan kecelakaan dan melukai orang lain. Karena itu dia dituntut 7 bulan bui.
"Untuk itu terdakwa kami tuntut dengan pasal 312 dan Pasal 310 ayat 2 Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan dengan ancaman pindana selama 7 bulan penjara," kata JPU Bunjamin ketika membacakan tuntutan di Pengadilan Negeri Jakarta Barat, Selasa 17 September 2013 lalu. (Ndy)
Adalah sedan Toyota Altis B 1469 NBB yang melaju dengan kencangnya dari Senayan City menuju Hotel Mulia hingga kemudian hilang kendali dan akhirnya menabrak beberapa muda-mudi yang tengah berada di sudut jalan itu. Dua nyawa terenggut sementara 8 lainnya terluka.
"Saya tahunya pas suara benturannya saja, brak. Terus ada 3 atau 4 orang tergeletak. Tapi saya nggak mendekat karena takut," kata Dayat, seorang penjual tanaman hias di Senayan, Minggu (22/9/2013). Lokasi tabrakan dikenal rawan kecelakaan. "Sudah sering kejadian kecelakaan seperti itu," ujar Dayat.
Tak berhenti di situ, Altis maut itu pun melanjutkan aksi 'akrobatiknya' dengan menyeruduk 3 mobil yang tengah terparkir. Ketiganya yakni, Honda Accord B 8049 AG, Vios B 71 Al, dan Mercedes Benz B 2345 KA. Tak ada decit rem sebelum Altis menabrak 3 mobil itu.
"Kejadian cepat banget, posisi sebelum kejadian nggak denger suara decit rem. Tiba-tiba (2 korban tewas) kelempar nggak sadarkan diri," kata Frans Januar Indra Putra, saksi korban usai diperiksa di Ditlantas Polda Metro Jaya, Jakarta Selatan.
Sang pengemudi Altis maut, David (22), nampak sempoyongan dan bertelanjang dada sesaat setelah kejadian. Dia diduga mabuk. Warga Serpong, Tangerang, itu beruntung karena tak mengalami luka serius. Namun karena aksi ugal-ugalannya, dia harus berurusan dengan polisi.
"Tidak dirawat, lagi dimintakan untuk tes urine dan darah," kata Kepala Sub Direktorat Penegakan Hukum, Direkrotar Lalu Lintas Polda Metro Jaya AKBP Hindarsono di Jakarta.
Entah apa yang merasukinya hingga David begitu teledor. Dua nyawa yang menemui maut karena aksinya, yakni Salsabila Yasaroha Aslaha dan Fikri Ramadhoni. Bersama rekan-rekannya, mereka saat itu tengah membeli otak-otak pinggir jalan setelah sebelumnya merayakan ulang tahun ke-17 Salsabila.
"Saya nggak ada firasat apapun. Sebelumnya pamit, minta uang, ada perayaan ulang tahun di Kemang," kata ayah Salsabila, Supriyono di RSCM, Jakarta.
Belia
Baik David maupun para korban jiwa terbilang masih muda. Salsabila baru saja merayakan ulang tahun ke 17-nya. Sementara Fikri lahir 1992 silam, masih 19 tahun. Supriyono, ayah Salsabila pun menyesalkan kepergian putrinya yang terbilang cepat ini. Firasat pun tak dirasakannya.
"Padahal dia baru saja ulangtahun 16 September lalu, pas yang ke 17 tahun," lirih Supriyono. Dia berharap, kepolisian dapat mengungkap tuntas kasus ini.
Tak seperti Fikri yang tewas di lokasi kejadian, Salsabila menghembuskan napasnya di RS Patraika, Slipi. Semasa hidupnya gadis belia itu berangan-angan menjadi model. Jika saja masih bernyawa, dia pasti akan bisa mengikuti salah satu audisi model. Namun asa itu kini harus lenyap.
"Saya ke sini buat ambil tas Salsabila dan rencananya juga mengikutkan dirinya audisi model," tante Salsabila, Ii Handayani (38).
Sementara itu, ibunda Fikri juga tak kalah berduka. Berat menerima kepergian sang putra tercinta, ibunda Fikri, Agustus, semaput dan jatuh pingsan saat memastikan putra kesayangannya menjadi salah satu korban tewas dalam kecelakaan itu.
Rekan-rekan Salsabila dan Fikri pun ikut merasakan duka mendalam. Mereka melakukan tabur bunga di lokasi kecelakaan.
Afriyani Susanti dan Novi Amelia
Kecelakaan maut karena pengemudi diduga mabuk atau mengonsumsi narkotika tak cuma terjadi kali ini saja. Setidaknya ada 2 kasus terakhir yang paling menyita perhatian masyarakat. Yakni Xenia maut Afriyani Susanti dan honda jazz merah yang dikemudikan model majalah pria dewasa Novi Amelia.
Pada 22 Januari 2012 lalu, Afriyani Susanti membuat heboh setelah mobil yang dikemudikannya menabrak 12 pejalan kaki di halte Tugu Tani, Jakarta Pusat. Sembilan di antaranya tewas. Kecelakaan terjadi setelah 21 Januari malam, Afriyani mengonsumsi minuman keras.
Karena aksinya itu dia dibui 15 tahun penjara. Afriyani terbukti melakukan kelalaian dan melanggar Pasal 311 ayat 4 Undang-Undang Nomor 22 tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan. Selain dihukum untuk kasus kecelakaan, sang sopir Xenia maut juga dijatuhi hukuman oleh Pengadilan Negeri Jakarta Barat selama 4 tahun penjara. Ia divonis majelis hakim karena terbukti mengonsumsi narkoba golongan I sebelum kecelakaan terjadi.
Sementara itu, model seksi Novi Amelia juga tak kalah membuat heboh. Saat mengemudikan honda jazz merah yang menabrak 7 pengguna jalan di kawasan Taman Sari, Jakarta Barat pada 11 Oktober 2012 lalu, Novi dalam keadaan setengah telanjang.
Novi dinilai terbukti melakukan pelanggaran lalu lintas sehingga menimbulkan kecelakaan dan melukai orang lain. Karena itu dia dituntut 7 bulan bui.
"Untuk itu terdakwa kami tuntut dengan pasal 312 dan Pasal 310 ayat 2 Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan dengan ancaman pindana selama 7 bulan penjara," kata JPU Bunjamin ketika membacakan tuntutan di Pengadilan Negeri Jakarta Barat, Selasa 17 September 2013 lalu. (Ndy)