Sahabat: Mun'im Idries `Kakek` yang Bisa Simpan Rahasia

Saat masih duduk di bangku kuliah dulu, Mun'im seringkali mengingatkan Endang untuk terus berbuat kebaikan. Terutama salat.

oleh Widji Ananta diperbarui 27 Sep 2013, 12:57 WIB
Diterbitkan 27 Sep 2013, 12:57 WIB
munim-melayat-130927b.jpg
Indonesia kehilangan lagi sosok orang besar. Puluhan tahun mengabdikan diri, ahli forensik Abdul Mun'im Idries menghembuskan napas terakhirnya pada usia 66 tahun. Banyak kenangan yang ditinggalkan Mun'im masih membekas di benak sahabat.

Ketua Divisi Komunikasi Empati dan Profesionalisme Fakultas Kedokteran UI, Prof Endang Basuki adalah teman semasa kuliah Mun'im. Keduanya juga merupakan rekan kerja di Fakultas Kedokteran UI. Endang mengenal Mun'im sebagai orang yang jujur serta berani mengungkap kebenaran.

"Dalam melihat bukti atau evidence pada suatu kasus, membeberkan dengan apa adanya. Selalu jujur dan berani dalam menyampaikan fakta tanpa bisa direkayasa," kata Endang sambil tersenyum di rumah duka FK UI, Salemba Raya, Jakarta Pusat, Jumat (27/9/2013).

"Dia juga orang yang bisa menyimpan rahasia dengan baik," imbuhnya.

Saat masih duduk di bangku kuliah dulu, Mun'im seringkali mengingatkan Endang untuk terus berbuat kebaikan. Karena kebiasaannya itulah dia menjuluki Mun'im dengan 'kakek'.

"Makanya saya memanggil dia sebagai kakek, karena selalu mengingatkan saya untuk salat, dan lainnya. Tapi memang mirip kakek-kakek," tutur Endang.

Mendiang Mun'im Idries lahir di Pekalongan, pada 25 Mei 1947. Sebelum meninggal dunia, dia menjalani perawatan di Instalasi Gawat Darurat (IGD) RSCM sejak 7 September 2013 lalu karena penyakit komplikasi yang dideritanya, yakni jantung, diabetes, dan kanker.

Pantauan Liputan6.com, banyaknya para pelayat yang memarkirkan mobil di badan jalan membuat sepanjang Jalan Salemba dan Kramat Raya macet. (Ndy/Ein)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya