Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Prabowo Subianto akan terbang ke Malaysia untuk memantau persidangan Tenaga Kerja Indonesia asal Belu, Nusa Tenggara Timur Wilfrida Soik yang terancam hukuman mati karena dituduh membunuh majikannya. Kepergian ini bukan untuk pencitraan.
"Saya tidak cari muka. Saya cuma berusaha membantu salah satu keluarga kita yang terkena masalah hukum di Malaysia," kata Prabowo dalam jumpa pers di Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, Sabtu (28/9/2013).
Mantan Komandan Jenderal Kopassus ini mengaku kenal banyak tokoh di Malaysia. Dengan pengaruhnya ini, diharapkan dapat membantu Wilfrida agar lolos dari hukuman mati. "Saya di sana memang banyak teman," ujarnya.
"Saya beberapa saat lalu diminta bantuan untuk memfasilitasi, membantu warga negara kita yang kena masalah hukum di Malaysia atas nama Wilfrida dan masalahnya amat memprihatinkan," jelas Prabowo tanpa menyebut siapa pihak yang meminta bantuannya.
Prabowo mengaku prihatin dengan kondisi yang dihadapi perempuan yang telah ditahan sejak tahun 2010 itu. Saat ditahan, Wilfrida baru berusia 14 tahun. Menurutnya, kasus Wilfrida yang dia sebut sebagai korban perdagangan manusia itu selama ini kurang mendapatkan perhatian intensif dari pemerintah.
"Setelah saya tanya beliau dipenjara jarang ditengok. Karena itulah saya berupaya dengan kontak saya di Malaysia untuk membantu dan hanya membantu proses hukumnya," tutur Prabowo.
Namun Prabowo mengingatkan upaya tersebut haruslah tetap mengikuti koridor hukum yang berjalan di Malaysia. "Kita ketahui banyak rakyat kita menjadi pekerja sebagai tamu. Kita tidak boleh menekan. Kita harus datang dengan baik," ucap Prabowo.
Prabowo sudah bertolak ke Malaysia pada Jumat 13 September yang lalu. Prabowo berangkat setelah mendapat kabar bahwa Wilfrida yang dipenjara sejak 2010 lalu belum mendapatkan bantuan hukum maksimal.
Pada Sabtu 14 September siang, Prabowo didampingi pakar hukum terkemuka di Malaysia Tan Sri Mohammad Shafee Abudullah dan Ms Tanya. Mereka menjenguk Wilfrida yang ditahan sejak 2010 di penjara Kota Bharu, Kelantan, Malaysia.
Menurut Prabowo, Wilfrida sangat terkejut mendapat kunjungan dari Prabowo. Apalagi sejak ditahan pada 2010, belum ada satu pun pejabat Indonesia atau KBRI yang menengoknya.
Dalam pertemuan selama 2 jam dengan Wilfrida, Prabowo melakukan investigasi dan koordinasi dengan para lawyer handal Malaysia yang mendampinginya. Dari pertemuan itu, Prabowo masih memiliki harapan bisa membebaskan Wilfrida dari jerat hukuman mati. (Eks/Sss)
"Saya tidak cari muka. Saya cuma berusaha membantu salah satu keluarga kita yang terkena masalah hukum di Malaysia," kata Prabowo dalam jumpa pers di Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, Sabtu (28/9/2013).
Mantan Komandan Jenderal Kopassus ini mengaku kenal banyak tokoh di Malaysia. Dengan pengaruhnya ini, diharapkan dapat membantu Wilfrida agar lolos dari hukuman mati. "Saya di sana memang banyak teman," ujarnya.
"Saya beberapa saat lalu diminta bantuan untuk memfasilitasi, membantu warga negara kita yang kena masalah hukum di Malaysia atas nama Wilfrida dan masalahnya amat memprihatinkan," jelas Prabowo tanpa menyebut siapa pihak yang meminta bantuannya.
Prabowo mengaku prihatin dengan kondisi yang dihadapi perempuan yang telah ditahan sejak tahun 2010 itu. Saat ditahan, Wilfrida baru berusia 14 tahun. Menurutnya, kasus Wilfrida yang dia sebut sebagai korban perdagangan manusia itu selama ini kurang mendapatkan perhatian intensif dari pemerintah.
"Setelah saya tanya beliau dipenjara jarang ditengok. Karena itulah saya berupaya dengan kontak saya di Malaysia untuk membantu dan hanya membantu proses hukumnya," tutur Prabowo.
Namun Prabowo mengingatkan upaya tersebut haruslah tetap mengikuti koridor hukum yang berjalan di Malaysia. "Kita ketahui banyak rakyat kita menjadi pekerja sebagai tamu. Kita tidak boleh menekan. Kita harus datang dengan baik," ucap Prabowo.
Prabowo sudah bertolak ke Malaysia pada Jumat 13 September yang lalu. Prabowo berangkat setelah mendapat kabar bahwa Wilfrida yang dipenjara sejak 2010 lalu belum mendapatkan bantuan hukum maksimal.
Pada Sabtu 14 September siang, Prabowo didampingi pakar hukum terkemuka di Malaysia Tan Sri Mohammad Shafee Abudullah dan Ms Tanya. Mereka menjenguk Wilfrida yang ditahan sejak 2010 di penjara Kota Bharu, Kelantan, Malaysia.
Menurut Prabowo, Wilfrida sangat terkejut mendapat kunjungan dari Prabowo. Apalagi sejak ditahan pada 2010, belum ada satu pun pejabat Indonesia atau KBRI yang menengoknya.
Dalam pertemuan selama 2 jam dengan Wilfrida, Prabowo melakukan investigasi dan koordinasi dengan para lawyer handal Malaysia yang mendampinginya. Dari pertemuan itu, Prabowo masih memiliki harapan bisa membebaskan Wilfrida dari jerat hukuman mati. (Eks/Sss)