Penyiram Air Keras di Bus PPD: Semua Terjadi Spontan

"Saya tak tahu kalau penumpang lain juga kena (siraman air keras). Karena saya hanya menyiram sekali," tutur RN.

oleh Fiq diperbarui 07 Okt 2013, 19:48 WIB
Diterbitkan 07 Okt 2013, 19:48 WIB
penyiram-air-keras-3-131006c.jpg
Polres Metro Jakarta Timur telah menetapkan RN (18) alias Rio alias Tompel, sebagai tersangka penyiraman air keras ke dalam bus PPD 213 jurusan Kampung Melayu-Grogol pada Jumat 4 Oktober yang lalu. Pelajar STM 1 Boedi Utomo tersebut memaparkan kronologi penyiraman air keras yang melukai 13 penumpang dan 1 kondektur bus tersebut.

RN mengakui melakukan aksi keji di Jatinegara Barat itu bersama 3 temannya. Saat bus berhenti, RN masuk melalui pintu depan. Sasarannya adalah anak sekolah kejuruan di Manggarai. Namun sayang, RN salah sasaran, ternyata bukan seterunya yang terkena siraman air keras itu.

"Semua terjadi secara spontan. Saya tak tahu kalau penumpang lain juga kena (siraman air keras). Karena saya hanya menyiram sekali, hanya sebatas pintu depan, tak sampai ke bagian belakang," kata RN dengan muka tertunduk di Mapolrestro Jakarta Timur, Senin (7/10/2013).

Dia tak menampik tudingan bahwa tindakan itu didasari rasa dendam yang telah dipendamnya sejak setahun lalu. Dengan mengenakan pakaian tahanan bewarna biru dan celana pendek merah, RN menceritakan dirinya pernah disiram air keras di dalam angkutan umum di kawasan Matraman. Saat itu, dirinya hanya sendiri di dalam angkutan umum.

"Waktu itu dalam keadaan tidak tawuran, tiba-tiba saya diguyur air keras dari luar, arah Gang Kelor Matraman. Orang yang tak dikenal dan tak menggunakan seragam," ungkap RN.

Seketika itu juga RN mengingat, bagian tangan, leher, dan pakaiannya meleleh karena serangan air keras. "Ya, leher sama badan baju dan celana saya hancur waktu disiram di dalam angkot itu, di daerah Matraman sini," tukasnya.

RN juga mengaku air keras yang dia gunakan untuk aksi kejahatan itu tidak dibeli. Melainkan didapat dari temannya. "Air keras itu tidak beli. Saya peroleh dari adik kelas saya," jelas RN.

Sebelumnya, Kapolres Metro Jakarta Timur Kombes Pol Mulyadi Kaharani mengatakan RN dan rekan-rekannya itu telah merencanakan tindakan brutal tersebut. Mereka telah menyurvei bus yang diduga ditumpangi siswa yang menjadi lawan mereka.

Namun, pengakuan berbeda diungkapkan RN. Remaja berusia 18 tahun tersebut mengakui dirinya tak pernah merencanakan aksi brutalnya. Ia mengaku hanya mendapatkan informasi jika seterunya selalu menaiki bus 213 tersebut. (Eks/Yus)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya