Jambi dan Bengkulu Masih Rawan DBD

Wabah demam berdarah dengue (DBD) diduga masih menjangkiti sejumlah kawasan di Jambi dan Bengkulu. Pundi Amal SCTV menyalurkan sumbangan pemirsa kepada pasien DBD di RSUD Budhi Asih, Jakarta Timur.

oleh Liputan6 diperbarui 04 Apr 2004, 08:53 WIB
Diterbitkan 04 Apr 2004, 08:53 WIB
040404aDBD.jpg
Liputan6.com, Jambi: Wabah demam berdarah dengue (DBD) diduga masih menjangkiti sejumlah kawasan di Jambi dan Bengkulu. Di bangsal anak-anak di Rumah Sakit Umum Raden Mattaher, Jambi, baru-baru ini, ada 17 pasien dengan gejala awal DBD, seperti demam panas tinggi serta jumlah trombosit yang menurun.

Namun demikian, seorang petugas medis RSU Raden Mattaher mengatakan pasien tersebut belum bisa dipastikan menderita DBD. Sebab, mereka harus menunggu hasil tes darah di laboratorium. Cek darah pasien terpaksa dilakukan di luar rumah sakit karena RSU Raden Mattaher tak memiliki fasilitas tersebut. Petugas tadi menambahkan, diperlukan waktu sampai dua hari untuk mengetahui seorang pasien positif DBD atau tidak.

Di RSUD dokter Mohammad Yunus Bengkulu, sejak Februari hingga Maret 2004 tercatat 98 pasien DBD. Jumlah tersebut bertambah lantaran RS tersebut sejak sepekan ini merawat 24 pasien positif DBD. Sebanyak 14 pasien di antaranya anak-anak. Sukatno, orang tua salah seorang pasien, mengaku berhenti berjualan es cendol keliling sejak kedua anaknya dirawat. Langkah itu dilakukan agar dia mempunyai banyak waktu untuk menjaga anaknya. Mengenai biaya, Sukatno mengaku terpaksa meminjam dari tetangga.

Pundi Amal SCTV menyalurkan sumbangan pemirsa kepada Prapti Dahlani, pasien DBD yang sudah empat hari dirawat di RSUD Budhi Asih, Jakarta Timur. Prapti terserang DBD saat masih berada di asrama sekolahnya. Saat ditemui Tim Pundi Amal Stasiun Ngetop kondisi anak seorang sopir taksi ini sudah membaik.

Bantuan juga diberikan kepada Fatmawati, ibu dua anak yang menderita DBD. Istri anggota satuan pengamanan di sebuah perumahan ini mengaku kesulitan dengan beratnya beban selama dirawat di rumah sakit. Bantuan pemirsa SCTV, menurut dia, sangat berarti.

Tim Pundi Amal juga menyerahkan bantuan kepada Tekla Sigar yang sempat dirawat di ruang Intensive Care Unit RS Saint Carolus, Salemba, Jakarta Pusat, 13 hari silam. Saat ini kondisi Tekla membaik dengan jumlah trombosit mencapai 73 ribu.

Andri, bocah kelas lima sebuah sekolah dasar di Bandung, Jawa Barat, juga sempat menerima bantuan dari Pundi Amal SCTV sebesar Rp 1 juta. Uang itu bisa digunakan untuk biaya pengobatan DBD yang diderita Andri selama dirawat di RS Immanuel. Bantuan dari pemirsa SCTV itu diserahkan langsung kepada Atin, orang tua Andri [baca: Pasien DBD di Bandung Disumbang Pemirsa SCTV].(SID/Suhatman Pisang, Risnaldi)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya