Pelaku penganiayaan dan penembakan polisi berinisial YY berhasil ditangkap Sub Direktorat Reserse Mobil Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya di Klender, Jakarta Timur, saat sedang menyamar menjadi sopir pribadi. Dari tangan YY, polisi mendapati barang bukti senjata api jenis FN dan 22 butir peluru.
Selain itu YY juga diketahui memiliki kemampuan mengorganisir kelompok untuk menumbuhkan rasa kebencian terhadap polisi karena dia menganggap polisi adalah penghalang aksi kejahatan yang akan mereka lakukan.
"Dia (Yoyo) memiliki kemampuan untuk melakukan brainwash menggunakan teknik hipnoterapi, menanamkan semacam kata-kata terhadap orang tersebut," kata Kepala Sub Direktorat Resmob Polda Metro Jaya AKBP Adex Yudiswan di Mapolda Metro Jaya, Senin (2/12/2013).
Adex mengatakan, YY merupakan bagian dari kelompok Mujahidin Wilayah Barat di mana dia menjadi pemimpin setelah pimpinan sebelumnya Abu Sofyan ditangkap.
"Mereka satu jaringan dengan pelaku penembakan polisi, tapi beda kelompok. Dia menggantikan Abu Sofyan sebagai ketua kelompok," jelas Adex.
Yoyo diduga kuat terlibat dalam tindak pidana pada 3 tempat kejadian perkara. Dalam masa pelariannya, YY belakangan diketahui bekerja sebagai sopir pada salah seorang pegawai negeri sipil (PNS) di Jakarta. "Dia sopir PNS. Dia mendapatkan networking melalui temannya," pungkas Adex.
Selain itu YY juga diketahui memiliki kemampuan mengorganisir kelompok untuk menumbuhkan rasa kebencian terhadap polisi karena dia menganggap polisi adalah penghalang aksi kejahatan yang akan mereka lakukan.
"Dia (Yoyo) memiliki kemampuan untuk melakukan brainwash menggunakan teknik hipnoterapi, menanamkan semacam kata-kata terhadap orang tersebut," kata Kepala Sub Direktorat Resmob Polda Metro Jaya AKBP Adex Yudiswan di Mapolda Metro Jaya, Senin (2/12/2013).
Adex mengatakan, YY merupakan bagian dari kelompok Mujahidin Wilayah Barat di mana dia menjadi pemimpin setelah pimpinan sebelumnya Abu Sofyan ditangkap.
"Mereka satu jaringan dengan pelaku penembakan polisi, tapi beda kelompok. Dia menggantikan Abu Sofyan sebagai ketua kelompok," jelas Adex.
Yoyo diduga kuat terlibat dalam tindak pidana pada 3 tempat kejadian perkara. Dalam masa pelariannya, YY belakangan diketahui bekerja sebagai sopir pada salah seorang pegawai negeri sipil (PNS) di Jakarta. "Dia sopir PNS. Dia mendapatkan networking melalui temannya," pungkas Adex.