Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Abraham Samad mengaku tak tahu tentang beredarnya salinan berita acara pemeriksaan (BAP) terhadap Bu Pur. Bahkan dia menegaskan baru mengetahui setelah ditanya wartawan.
"Saya tidak tahu persis, saya belum dapat informasi itu. Saya bahkan tahu dari Anda, saya sendiri baru tahu bahwa ada BAP yang bocor," jelas Abraham di Istana Negara, Jakarta, Senin (9/12/2013).
Yang jelas, lanjut Abraham, dokumen seperti BAP memang tak boleh dipublikasikan. Demikian pula dengan langkah-langkah penyidikan KPK yang tak semua bisa diungkapkan ke media. Ini sekaligus menjawab pertanyaan tentang KPK yang dianggap 'pelit' memberi informasi.
"Ada hal-hal yang memang secara prosedural tidak boleh disampaikan, misalnya soal penyidikan. Karena kalau kita sampaikan ke wartawan terus dipublikasi, itu bisa mengacaukan atau mengaburkan penyidikan kita," ujarnya.
Abraham mencontohkan dalam hal penggeledahan KPK tak mungkin memberitahu media saat akan dilakukan penggeledahan. "Kalau sebelumnya kita beritahu ke media, bisa kacau. Kalau Anda beritakan, itu barang-barang (bukti) sudah raib semua," imbuhnya.
Ketika ditanya soal perseteruan antara Timwas Century dan Wakil Presiden Boediono, Abraham juga mengelak. Tapi, alasannya bukan karena kerahasiaan melainkan soal kewenangan.
"Saya tak bisa berkomentar yang bukan wilayah KPK. Terserah Timwas dan Pak Boediono. Terserah dia mau ngapain kan? Kita tak bisa intervensi di situ," tegas Abraham. (Ali/Mut)
"Saya tidak tahu persis, saya belum dapat informasi itu. Saya bahkan tahu dari Anda, saya sendiri baru tahu bahwa ada BAP yang bocor," jelas Abraham di Istana Negara, Jakarta, Senin (9/12/2013).
Yang jelas, lanjut Abraham, dokumen seperti BAP memang tak boleh dipublikasikan. Demikian pula dengan langkah-langkah penyidikan KPK yang tak semua bisa diungkapkan ke media. Ini sekaligus menjawab pertanyaan tentang KPK yang dianggap 'pelit' memberi informasi.
"Ada hal-hal yang memang secara prosedural tidak boleh disampaikan, misalnya soal penyidikan. Karena kalau kita sampaikan ke wartawan terus dipublikasi, itu bisa mengacaukan atau mengaburkan penyidikan kita," ujarnya.
Abraham mencontohkan dalam hal penggeledahan KPK tak mungkin memberitahu media saat akan dilakukan penggeledahan. "Kalau sebelumnya kita beritahu ke media, bisa kacau. Kalau Anda beritakan, itu barang-barang (bukti) sudah raib semua," imbuhnya.
Ketika ditanya soal perseteruan antara Timwas Century dan Wakil Presiden Boediono, Abraham juga mengelak. Tapi, alasannya bukan karena kerahasiaan melainkan soal kewenangan.
"Saya tak bisa berkomentar yang bukan wilayah KPK. Terserah Timwas dan Pak Boediono. Terserah dia mau ngapain kan? Kita tak bisa intervensi di situ," tegas Abraham. (Ali/Mut)