Cita-Cita Jadi Masinis, Sofyan Hadi Pernah Gagal Tes Masuk KAI

Teknisi KRL KA 1131 jurusan Serpong-Tanah Abang, Sofyan Hadi sejak kecil memang bercita-cita ingin menjadi masinis.

oleh Ahmad Romadoni diperbarui 12 Des 2013, 04:31 WIB
Diterbitkan 12 Des 2013, 04:31 WIB
soyfan-hadi-1-131211d.jpg
Teknisi KRL KA 1131 jurusan Serpong-Tanah Abang, Sofyan Hadi sejak kecil memang bercita-cita ingin menjadi masinis. Berbagai usaha dilakukannya untuk mewujudkan impiannya itu.

Kakak Sofyan, Dewi Anggraini (25) menuturkan, sejak kecil adik bungsunya itu sangat ingin bekerja di kereta, terutama menjadi masinis. Selangkah demi selangkah Sofyan mencoba mewujudkan hal itu.

Saat sekolah tingkat atas, Sofyan memilih sekolah di SMK Karya Guna Bekasi dengan jurusan Otomotif. Lulus di tahun 2010, bungsu dari 4 bersaudara itu langsung mencoba melamar pekerjaan di PT KAI. Namun, usaha pertamanya itu gagal.

"Pas lulus langsung coba di kereta (PT KAI) karena dari kecil memang dia pengen banget kerja di sana. Tapi gagal pas tes medical," kata Dewi di kediamannya di Jalan RA Kartini Gang Mawar 3, Margahayu, Bekasi Timur, Jawa Barat, Rabu (11/12/2013).

Gagal di PT KAI, Sofyan akhirnya melamar pekerjaan di beberapa tempat. Tercatat, 4 perusahaan besar pernah menikmati jasanya.

Sampai akhirnya di September 2013 Sofyan mendapat panggilan untuk wawancara di PT KAI. Kesempatan itu tak disia-siakannya. Meski masih memiliki kontrak dengan perusahaan lama, pria yang akrab disapa Bolot itu nekat ikut wawancara.

"Dia ikut interview juga. Langsung tes medikal terus langung diterima," ucap Dewi.

Sesampainya di rumah, Sofyan meluapkan kebahagiannya itu. Kabar gembira itu diutarakan pada sang ibu, Amalia (50). Sofyan pun menjalani pelatihan selama sebulan di Depok, Jawa Barat.

"Pas nyampe rumah, langsung teriak-teriak, Ma, Pian diterima kerja di kereta. Habis ini pelatihan dulu sebulan," ujarnya menirukan ekspresi adiknya itu.

Sebulan kemudian, barulah Sofyan benar-benar berada di KRL setiap harinya sebagai teknisi. Sejak saat itu, hari-harinya diisi dengan berada di kereta. Saat shift pagi, setiap pukul 04.00 WIB sudah berangkat dari rumah dan baru kembali sekitar pukul 11.00 WIB.

"Biasanya diantar sama bapaknya sampai Stasiun Bekasi, terus dia naik kereta sampai Serpong. Baru dah kerja," tambahnya.

Sayang, impiannya itu justru membawanya ke ajal. Kereta yang ditumpanginya menabrak truk tangki dan terbakar.

"Sekarang sih keluarga sudah ikhlas. Insya Allah dia sudah dapat tempat yang baik," tandasnya. (Mvi)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya