Pasca ditetapkan sebagai tersangka oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Gubernur Banten Ratu Atut Chosiyah bak hilang ditelan bumi. Padahal baru 2 hari status tersangka itu disematkan pada sang 'Ratu' Banten tersebut. Atut juga diketahui tidak berada di kediamannya, di Jalan Bhayangkara Nomor 51, Kecamatan Cipocok Jaya, Serang.
Bahkan kondisi rumah Ketua DPP Partai Golkar Bidang Pemberdayaan Perempuan itu kini tampak sedikit mencekam. Pasalnya, puluhan jawara berpakaian hitam-hitam dan berkopiah hitam berjaga-jaga di sana. Bahkan, sekitar 5 Anggota Sartpol PP Pemerintah Provinsi Banten juga turut menjaga kediaman Atut.
Pantauan Liputan6.com, Selasa (18/12/2013) malam, meski dijaga, namun tidak terlihat aktifitas mencolok oleh penghuni dari dalam rumah. Para jarawa berjaga di dalam dan di luar rumah. Sedangkan Satpol PP berjaga di pos keamanan samping rumah Atut.
Para jawara itu memang sengaja menjaga rumah sang Ratu dari siapa pun yang dianggap tidak mempunyai kepentingan di mata mereka. Sebab, mereka melarang awak media yang hendak mengkonfirmasi supir angkot yang keluar dari rumah Ratu Atut.
Angkot itu sempat masuk ke pekarangan rumah dalam keadaan kosong dan keluar juga dalam keadaan kosong. Karena dianggap ada sesuatu, maka para awak media mendekati angkot untuk menanyakan ke sopir. Namun, sejumlah jawara melarang awak media meminta keterangan si sopir.
Tasyakuran
Berbeda dengan suasana di rumah Atut, para mahasiswa IAIN Sulthan Maulana Hasanudin justru mengadakan acara tasyakuran sebagai ucapan rasa syukur atas ditetapkannya Atut sebagai tersangka oleh KPK. Acara tersebut dilakukan dengan berbagai kegiatan. Seperti memotong susunan tahu yang menyerupai tumpeng, pembacaan puisi, dan sejumlah orasi.
Mereka juga melakukan doa bersama dan menyalakan kembang api 'merayakan' penetapan Atut sebagai tersangka.
"Kita tetap berorientasi kepada cita-sita Banten, di mana untuk mensejahterakan Banten. Tetapi, Banten malah semakin hancur semenjak dipimpin Atut dan kroninya," kata Sobari, Ketua Himpunan Mahasiswa Serang. (Osc/Rmn)
Baca juga:
Ditetapkan Tersangka, Ratu Atut `Menghilang` di Banten
Ratu Atut Tersudut
Bahkan kondisi rumah Ketua DPP Partai Golkar Bidang Pemberdayaan Perempuan itu kini tampak sedikit mencekam. Pasalnya, puluhan jawara berpakaian hitam-hitam dan berkopiah hitam berjaga-jaga di sana. Bahkan, sekitar 5 Anggota Sartpol PP Pemerintah Provinsi Banten juga turut menjaga kediaman Atut.
Pantauan Liputan6.com, Selasa (18/12/2013) malam, meski dijaga, namun tidak terlihat aktifitas mencolok oleh penghuni dari dalam rumah. Para jarawa berjaga di dalam dan di luar rumah. Sedangkan Satpol PP berjaga di pos keamanan samping rumah Atut.
Para jawara itu memang sengaja menjaga rumah sang Ratu dari siapa pun yang dianggap tidak mempunyai kepentingan di mata mereka. Sebab, mereka melarang awak media yang hendak mengkonfirmasi supir angkot yang keluar dari rumah Ratu Atut.
Angkot itu sempat masuk ke pekarangan rumah dalam keadaan kosong dan keluar juga dalam keadaan kosong. Karena dianggap ada sesuatu, maka para awak media mendekati angkot untuk menanyakan ke sopir. Namun, sejumlah jawara melarang awak media meminta keterangan si sopir.
Tasyakuran
Berbeda dengan suasana di rumah Atut, para mahasiswa IAIN Sulthan Maulana Hasanudin justru mengadakan acara tasyakuran sebagai ucapan rasa syukur atas ditetapkannya Atut sebagai tersangka oleh KPK. Acara tersebut dilakukan dengan berbagai kegiatan. Seperti memotong susunan tahu yang menyerupai tumpeng, pembacaan puisi, dan sejumlah orasi.
Mereka juga melakukan doa bersama dan menyalakan kembang api 'merayakan' penetapan Atut sebagai tersangka.
"Kita tetap berorientasi kepada cita-sita Banten, di mana untuk mensejahterakan Banten. Tetapi, Banten malah semakin hancur semenjak dipimpin Atut dan kroninya," kata Sobari, Ketua Himpunan Mahasiswa Serang. (Osc/Rmn)
Baca juga:
Ditetapkan Tersangka, Ratu Atut `Menghilang` di Banten
Ratu Atut Tersudut