Sebelum Tewas Ditusuk, Andik: Ada yang Aneh pada Saya?

Jasad Sersan Mayor Dua Taruna Andik Wahyu Hermawan akhirnya diterbangkan dengan pesawat CN-235 menuju Nganjuk. Untuk dimakamkam.

oleh Liputan6 diperbarui 24 Des 2013, 07:49 WIB
Diterbitkan 24 Des 2013, 07:49 WIB
tusuk-tikam-130502b.jpg
Jasad Sersan Mayor Dua Taruna Andik Wahyu Hermawan akhirnya diterbangkan dengan pesawat CN-235 untuk dimakamkan di Nganjuk, Jawa Timur, Selasa pagi (24/12/2013). Jenazah korban pembunuhan ini dilepas lewat upacara resmi dipimpin Komandan Pangkalan Udara Husein Sasteranegara Bandung, Kolonel Pnb I Nyoman Trisantosa.

Berdasarkan pantauan Liputan6.com, upacara pelepasan jenazah digelar di halaman rumah duka Jalan Suparmin 33 sekitar pukul 05.30 WIB. Pelepasan ditandai penyerahan dokumen jenazah dari Kolonel Nyoman kepada Kapten POM Yohanes Hapsoro P, pimpinan rombongan yang membawa Andik ke peristirahatan terakhir.

Peti berbalut 'Merah-Putih' berisi mendiang Andik lalu dibawa keluar rumah duka oleh pasukan taruna Akademi Angkatan Udara Yogyakarta menuju mobil jenazah. Dengan dipapah beberapa kerabat, Sri Suhatmi, ibunda mendiang, nampak berjalan mengiringi sambil menangis. Begitupun sang kakak, Yunita Nurhayati, yang juga saksi pembunuhan Andik.

"Baik-baik ya, Nak. Kamu anak terbaik kami, penerus karir bapakmu,"isak Sri Suhatmi sambil berjalan mengiringi jasad sang putra menuju mobil jenazah.

Jenazah selanjutnya dibawa ke Pangkalan Udara Husein Sasteranegara diiringi mobil rombongan keluarga, kerabat, dan keluarga besar Angkatan Udara. Sekitar pukul 06.25, pesawat CN-235 milik Mabes TNI-AU yang membawa Andik dan keluarga lepas landas menuju timur Pulau Jawa.

"Pesawat nantinya akan mendarat di Pangkalan Udara Iswahyudi, Madiun. Dan selanjutnya jenazah akan dibawa dengan perjalan darat ke rumah duka di Nganjuk," ujar juru bicara Penerangan Lanud Husein, Letnan Satu Dani, Selasa pagi (24/12/2013). Sebelum dimakamkan, jasad Andik akan disemayamkan di rumah duka Jalan Arjuna, Kertosono, Nganjuk.

Mewakili keluarga, salah satu bibi mendiang, Yusina Prawoto, mengatakan, keluarga sangat berduka kekhilangan Andik. Betapa tidak, Andik, kata dia, merupakan tumpuan keluarga dan nyaris menyelesaikan pendidikan TNI-Angkatan Udara sesuai cita-cita. Semasa hidup, Andik juga anak yang soleh dan berbakti kepada orang tua.

"Waktu tiba di rumah dari Yogya, dia sempat bilang ke bapaknya, 'Pak, lihat ada yang aneh nggak di saya?' tutur Yusina kepada wartawan di rumah duka.

Merasa tak ada yang aneh, Slamet Widodo, sang ayah, saat itu cuma menjawab bahwa Andik kelihatan biasa-biasa saja.

"Terus Andik bilang lagi, 'Ini Pak, saya mendapat tanda kehormatan.' Tapi tiba-tiba kemarin ada kejahatan yang sangat menyakitkan bagi kami," kata Yusina setengah terisak. Namun meski Andik pergi dengan cara menyakitkan, kata dia, keluarga kini telah ikhlas atas kehendak Allah.

"Tapi kami juga berharap supaya polisi bisa segera menangkap para pelaku pembunuhan untuk dihukum seadil-adilnya. Polisi harus meningkatkan kinerjanya menjaga keamanan,"kata Yusina.

Andik dihentikan beberapa orang tak dikenal di jembatan layang Paspati, Kota Bandung, saat naik sepeda motor mengantar Yunita mencari angkutan travel Senin dini hari (23/12/2013). Andik lalu terlibat perkelahian dan akhirnya tewas dengan luka tusuk mematikan di dada bagian kiri. Adapun sang kakak, Yunita, selamat meski mengalami syok berat hingga hari ini. (Ein)

Baca juga:

Selidiki Penusukan Andik, Polisi Periksa 4 Saksi

Tewas Ditusuk, Impian Andik Jadi Perwira AU Sirna

Taruna Akademi AU Tewas Ditusuk di Bandung



POPULER

Berita Terkini Selengkapnya