Di tengah mahalnya gas elpiji serta kesulitan mendapatkan tabung gas di beberapa daerah, ternyata tidak berpengaruh pada Tugiyo, warga Pundong Bantul, Yogyakarta. Sebab, ia memanfaatkan kotoran sapi untuk sumber energi alternatif pengganti gas elpiji.
Tugiyo awalnya merasakan ketidaknyamanan memakai gas elpiji karena pengalamannnya saat malam hari sering kehabisan gas untuk memasak, namun kesulitan mendapatkan tabung elpiji. Melihat hal ini, ia pun berusaha mencari sumber energi altenatif.
Tugiyo pun mendapatkan alternatif dari kotoran ternak sapinya. Kebetulan, ia memiliki 2 jenis sapi metal yang setiap hari mampu menghasilkan kotoran yang lumayan banyak. Ide ini kemudian ia tuangkan dengan membuat bak berukuran 3x3 meter untuk menampung kotoran sapi.
Terdapat dua bak sebelum gas dihubungkan dengan kompor dengan memakai pipa berukuran kecil. Setiap hari kotoran tersebut masuk ke dalam bak penampung yang bisa menghasilkan gas untuk kompor tiap harinya. Kompor dari gas kotoran sapi ini digunakan untuk memasak kebutuhan sehari-hari keluarga Tugiyo.
Sejak 2 tahun silam, keluarga ini sudah tidak lagi menggantungkan kebutuhan memasaknya kepada gas elpiji. Kotoran sapi yang dihasilkan tiap hari mampu menyukupi energi untuk menghidupkan kompornya.
Dari awal pemasangan hingga saat ini, Tugiyo mengaku tidak ada masalah dalam mekanisme penggunaan biogas ini. Hanya, ia perlu rutin membersihkan saluran pisanya. Hal tersebut menjadi alternatif yang cukup membantu di tengah hiruk-pikuk mahalnya gas serta sulitnya mendapatkan gas. (Tya/Rmn)
Baca juga:
Harga Elpiji Melambung, Tukang Tahu Ini `Nyantai`
Priyo: Elpiji 12 Kg Naik Saat DPR Reses Keputusan Kurang Ajar
Datangi Pengajian Muhammadiyah, Wiranto Kritik Kenaikan Harga Gas
[VIDEO] Harga Elpiji 12 Kg Melambung, Gas 3 Kg Menghilang
Â
Tugiyo awalnya merasakan ketidaknyamanan memakai gas elpiji karena pengalamannnya saat malam hari sering kehabisan gas untuk memasak, namun kesulitan mendapatkan tabung elpiji. Melihat hal ini, ia pun berusaha mencari sumber energi altenatif.
Tugiyo pun mendapatkan alternatif dari kotoran ternak sapinya. Kebetulan, ia memiliki 2 jenis sapi metal yang setiap hari mampu menghasilkan kotoran yang lumayan banyak. Ide ini kemudian ia tuangkan dengan membuat bak berukuran 3x3 meter untuk menampung kotoran sapi.
Terdapat dua bak sebelum gas dihubungkan dengan kompor dengan memakai pipa berukuran kecil. Setiap hari kotoran tersebut masuk ke dalam bak penampung yang bisa menghasilkan gas untuk kompor tiap harinya. Kompor dari gas kotoran sapi ini digunakan untuk memasak kebutuhan sehari-hari keluarga Tugiyo.
Sejak 2 tahun silam, keluarga ini sudah tidak lagi menggantungkan kebutuhan memasaknya kepada gas elpiji. Kotoran sapi yang dihasilkan tiap hari mampu menyukupi energi untuk menghidupkan kompornya.
Dari awal pemasangan hingga saat ini, Tugiyo mengaku tidak ada masalah dalam mekanisme penggunaan biogas ini. Hanya, ia perlu rutin membersihkan saluran pisanya. Hal tersebut menjadi alternatif yang cukup membantu di tengah hiruk-pikuk mahalnya gas serta sulitnya mendapatkan gas. (Tya/Rmn)
Baca juga:
Harga Elpiji Melambung, Tukang Tahu Ini `Nyantai`
Priyo: Elpiji 12 Kg Naik Saat DPR Reses Keputusan Kurang Ajar
Datangi Pengajian Muhammadiyah, Wiranto Kritik Kenaikan Harga Gas
[VIDEO] Harga Elpiji 12 Kg Melambung, Gas 3 Kg Menghilang
Â