Kesawan City Walk, Langkah Wali Kota Medan Bobby Nasution Lindungi Cagar Budaya

Wali Kota Medan mulai meluncurkan Kesawan City Walk yang akan mewujudkan Kota Medan sebagai The Kitchen of Asia.

oleh Maulandy Rizky Bayu Kencana diperbarui 31 Mar 2021, 21:31 WIB
Diterbitkan 31 Mar 2021, 20:10 WIB
Pemeliharaan situs-situs budaya Kota Medan yang dilakukan Walikota Medan Muhammad Bobby Afif Nasution SE MM dengan meluncurkan Kesawan City Walk.
Pemeliharaan situs-situs budaya Kota Medan yang dilakukan Walikota Medan Muhammad Bobby Afif Nasution SE MM dengan meluncurkan Kesawan City Walk.

Liputan6.com, Jakarta - Pemeliharaan situs-situs budaya Kota Medan terus dilakukan oleh Walikota Medan Bobby Nasution. Salah satu cara yang dilakukan adalah dengan meluncurkan Kesawan City Walk. Peluncuran ini juga menjadi salah satu agenda untuk mewujudkan The Kitchen of Asia.

Langkah orang nomor satu di Pemko Medan itu sejalan dengan Konvensi Perlindungan Warisan Budaya dalam pertemuaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di Paris yang berlangsung 17 Oktober-21 November 1972. Dalam konvensi ini, seluruh bangsa-bangsa di dunia diingatkan akan pentingnya perlindungan warisan budaya.

“Melalui konvensi ini, seluruh bangsa di dunia memiliki kewajiban menjaga seluruh warisan budaya. Jadi apa yang dilakukan Wali Kota Medan ini sejalan dengan semangat Konvensi Perlindungan Warisan Budaya tersebut. Saya nilai ini sebagai langkah konkret yang cerdas dan harus diapresiasi,” kata wartawan senior sekaligus budayawan Kota Medan, As Atmadi di Medan, Rabu (31/1/2021).

Dikatakan As Atmadi, cagar budaya sebagai warisan sejarah dan budaya bagi Wali Kota wajib dilindungi dan dipayungi dengan regulasi hukum. Wali Kota, kata As Atmadi, merasa perlu untuk menjunjung tinggi nilai-nilai budaya yang hidup dan berkembang di tengah masyarakat Kota Medan.

Sebagai bentuk konkret, ungkapnya, Wali Kota pun mulai meluncurkan Kesawan City Walk yang akan mewujudkan Kota Medan sebagai The Kitchen of Asia. Ditambah lagi peluncurannya dilakukan pas di depan bangunan bersejaran Rumah Tjong A Fie, Jalan Ahmad Yani, Medan.

Selanjutnya menurut pendiri Teater Propesi Medan itu, Wali Kota me-launching pemeliharan budaya dengan memukul Gordang Sambilan, produk budaya etnis lokal (Mandailing), yang universal dan sakral, serta sarat makna bersama harmonisasi nada heroik.

Kemudian disiapkan 113 stand di depan emperan bangunan- bangunan bersejarah. Lalu, diplot menjadi rangkaian saksi hidup budaya kuliner Kota Medan yang telah mengkristal serta diapresiasi ke mata dunia sebagai The Kitchen of Asia.

 

Pluralitas

Pemeliharaan situs-situs budaya Kota Medan yang dilakukan Walikota Medan Muhammad Bobby Afif Nasution SE MM dengan meluncurkan Kesawan City Walk.
Pemeliharaan situs-situs budaya Kota Medan yang dilakukan Walikota Medan Muhammad Bobby Afif Nasution SE MM dengan meluncurkan Kesawan City Walk.

Yang menarik lagi, jelas As Atmadi, di sini, di Kesawan City Walk ini, makanan yang mentradisi dari berbagai etnik Kota Medan, tidak hanya muncul dalam pinggan di atas meja. Ditampilkan pula latar belakang proses penciptaaan budaya kuliner itu yang dapat disaksikan mata sebagai suatu pertunjukan entertaimen sangat menarik.

Selanjutnya ditimpali kumandang lagu-lagu dan musik berbagai etnis daerah yang mentradisi serta membudaya sepanjang zaman.

“Sungguh Medan kota yang dinamis dengan pluralitas warganya, beragam suku budayanya terekam di sini, di Kesawan City Walk ini. Semua diseting ke dalam nuansa budaya bangunan heritage catatan sejarah yan memiliki nilai arsitektural serta mewakili kisah zamannya. Sekali lagi, pemeliharaan situs-situs budaya Kota Medan yang dilakukan Wali Kota merupakan langkah konkret yang sangat cerdas dan harus didukung penuh,” ungkapnya.

Oleh karenanya, melalui semangat tagline kolaborasi yang selalu disampaikan Wali Kota, As Atmadi berharap agar semua mengalirkan dukungan sehingga upaya pelestarian dan pemeliharaan situs-situs budaya di Kota Medan yang dimulai dari kota lama Kesawan melalui Kesawan City Walk menuju Kota Medan sebagai The Kitchen of Asia dapat terwujud.

“Seperti kata pantun anak Medan, pisang emas sudah disajikan, jangan tak dinikmati. Penghargaan budaya sudah dilakukan, mari kita apresiasi,” pungkasnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya