Liputan6.com, Jakarta Kehidupan serba digital membuat perilaku dan gaya hidup anak terbiasa dikelilingi oleh berbagai macam teknologi yang jauh berbeda dibanding anak-anak dari generasi sebelumnya. Kemampuan melek digital yang semakin tinggi memberikan peluang untuk mengakses internet lebih cepat dan unggul.
Apalagi adanya pandemi yang berada di rumah saja membuat hiburan dari anak-anak menjadi dibatasi karena di rumah saja. Setiap orang tua juga menyadari hal yang sama bahwa dengan memberikan akses gawai merupakan satu-satunya hiburan yang dapat mereka lakukan.
Baca Juga
Hiruk pikuk pekerjaan yang cukup memiliki tekanan besar, mendorong keputusan untuk pemberian teknologi sebagai solusi penyelesaian masalah. Namun, kesiapan dari orang tua untuk merespons hal tersebut ternyata tidak sebanding.
Advertisement
Melansir dari CNBC Make It, persimpangan antara teknologi dan pendidikan menyadarkan setiap orang tua bahwa ketidaksiapan orang tua mendampingi anak-anaknya untuk berkembang di dunia yang semakin digital.
Sepanjang hari hanya berfokus pada penggunaan gawai membuat komunikasi dan pesan yang ingin disampaikan menjadi terhambat. Cara berbicara pada anak juga memiliki pendekatan yang berbeda, tidak sama seperti sebelumnya.
Penggunaan teknologi memiliki dampak yang besar pada kemampuan mereka untuk menuju menjadi orang dewasa yang cerdas dan berpengetahuan luas. Peneliti menganggap hal ini penting dan menarik untuk diteliti.
Hasil penemuan tersebut menemukan bahwa bagaimana seharusnya orang tua mengajarkan keseimbangan terhadap anak-anak mereka dalam menjalani proses pertumbuhan mereka. Oleh karena itu, empat pernyataan untuk melakukan pendekatan bersama anak adalah sebagai berikut.
Langkah yang Harus Dilakukan
1. “Kamu kecanduan dengan ponselmu."
”Pernyataan yang ini mungkin sering dilontarkan Anda sebagai orang tua ketika melihat anak Anda selalu memegang dan memainkan ponselnya sepanjang hari. Namun, ternyata kalimat tersebut justru terdengar membingungkan bagi anak Anda.
Dalam kebanyakan kasus, bukan perangkat tersebut yang membuat ketagihan melainkan aplikasi dari situs web tertentulah yang digunakan terus menerus dapat membuat ketidakseimbangan dan kecanduan.
Untuk membingkai ulang pertanyaan ini, nyatakan apa yang sebenarnya menjadi perhatian. Coba tanyakan dalam diri Anda, ‘Apakah menjadi masalah bahwa anak tidak berpartisipasi dalam kegiatan fisik yang menurut Anda penting?’.
Apabila jawaban tersebut ‘Iya’, alih-alih menyarankan Anda untuk membatasi jumlah waktu yang bisa mereka habiskan saat memainkan ponsel. Jelaskan dengan alasan yang kuat mengapa mereka harus melakukan itu.
Pernyataan yang bisa diganti adalah sebagai berikut.
“Sepertinya kamu belum berolahraga hari ini.”“Ibu/Ayah perhatikan kamu tidak menghabiskan waktu bersama sejak selesai sekolah. Ayo berkumpul sebentar agar ada aktivitas lain dalam keseharianmu.”
2. “Kamu sudah terlalu lama memainkan gim itu."
”Pernyataan tersebut hanya berfokus pada jumlah waktu yang dihabiskan anak dalam melakukan aktivitas digital. Hal tersebut bermasalah karena tidak membahas apa yang salah dengan aktivitas tersebut.
Anak Anda mungkin memperhatikan bahwa jika mereka menonton selama dua jam yang sama, tetapi tidak memberikan komentar atau pernyataan apapun. Oleh karena itu, pembingkaian ulang antara penggunaan digital dan interaksi bersama orang tua perlu dievaluasi.
Evaluasi bagian dari kualitas permainan yang dimainkan. Jika Anda menilai bahwa main gim memiliki nilai yang lebih rendah dibandingkan beraktivitas digital yang lainnya, jelaskan saja itu pada anak Anda
Oleh karena itum, ubahlah pernyataan bahwa ada perhatian yang ingin diberikan orang tua terhadap anaknya dengan bertanya, “Kegiatan apa yang ingin dilakukan dengan ponselmu hari ini?.
Advertisement
3. “Berhentilah duduk di depan komputer sepanjang hari.”
Ini adalah pernyataan yang sangat membingungkan dibanding sebelumnya. Alasannya karena hal tersebut tidak jauh berbeda dengan membaca buku yang membutuhkan waktu cukup lama untuk membaca.
Membaca buku bahkan lebih pasif dibandingkan menggunakan perangkat. Hal tersebut bukan menyatakan membaca buku adalah hal yang tidak baik. Hanya saja penggunaan kata-kata yang dilontarkan terdengar tidak masuk akal bagi anak Anda.
Selain itu, sangat mungkin anak Anda membaca buku digital di perangkat mereka sejak awal. Untuk mengurangi kekhawatiran kepada mereka mengenai kurangnya aktivitas yang kurang produktif, diskusikanlah dengan anak Anda.
Jika perhatiannya adalah kebutuhan akan aktivitas fisik, arahkan lebih banyak tentang tidak menggunakan komputer dan memberikan pilihan untuk aktivitas ringan seperti bersepeda atau berlari.
4. “Berinteraksilah dengan orang di sekitar.”
Memberitahu seorang anak untuk "keluar dari ponsel Anda untuk menghabiskan waktu bersama orang-orang" adalah pernyataan yang tidak masuk akal.
Salah satu keuntungan utama partisipasi di dunia maya adalah memungkinkan kita untuk berinteraksi dengan lebih banyak variasi orang daripada yang bisa kita lakukan di dunia fisik saja.
Sekali lagi, jika ingin mencapai tujuan ingin membantu anak Anda tidak terlalu sering beraktivitas secara digital, tanya lagi pada diri Anda apa yang terasa tidak seimbang lalu coba katakan.
Pernyataan yang bisa diganti adalah sebagai “Keluargamu juga ingin menghabiskan waktu bersamamu”.
Contoh tersebut bisa mengarahkan percakapan tentang keseimbangan yang tepat antara berinteraksi dengan teman dan keluarga secara virtual versus secara langsung, yang terpenting adalah mengembangkan keterampilan interaksi sosial yang sehat.
Reporter: Caroline Saskia