Ketahui Apa Itu Hipertiroidisme Hingga Risiko Bila Tidak Diobati

Sebagai informasi, hormon tiroid ini bertanggung jawab untuk mengatur berat badan, suhu, pertumbuhan rambut, tingkat energi, dan masih banyak lagi.

oleh Liputan6.com diperbarui 09 Feb 2022, 18:10 WIB
Diterbitkan 09 Feb 2022, 18:10 WIB
Hipertiroidisme
Hipertiroidisme

Liputan6.com, Jakarta Beberapa orang penderita hipertiroidisme seringkali merasa kesulitan tidur. Selain itu, ada pula gejala lain yang muncul ketika kelenjar tiroid di dalam tubuh terlalu aktif. Hingga akhirnya penderita memerlukan penanganan serius untuk memulihkannya.

Melansir laman Forbes, rabu (9/a2/2022), hipertiroidisme terjadi ketika kelenjar tiroid yang terletak di pangkal leher mengalami overdrive sekaligus menghasilkan lebih banyak hormon tiroid di dalam tubuh. Hal ini yang kemudian menyebabkan fungsi tubuh, seperti metabolisme dan detak jantung, menjadi lebih cepat.

Sebagai informasi, hormon tiroid ini bertanggung jawab untuk mengatur berat badan, suhu, pertumbuhan rambut, tingkat energi, dan masih banyak lagi.

Sementara itu, beberapa orang mungkin memiliki hipertiroidisme subklinis. Hipertiroidisme subklinis ini terjadi ketika kadar hormon tiroid normal, tetapi kadar hormon perangsang tiroid (TSH) yang rendah.

Bagi yang belum tahu, TSH merupakan hormon yang menentukan jumlah hormon tiroid yang perlu dibuat di kelenjar pituitari – kelenjar kecil di otak yang berperan dalam mengatur keseimbangan hormon tubuh.

Dalam kasus hipertiroidisme, ketika kadar tiroid dalam tubuh terlalu tinggi, kelenjar pituitari akan membuat lebih sedikit TSH. Terjadinya hal tersebut untuk memberikan sinyal kepada tiroid untuk memproduksi lebih sedikit hormon tiroid.

Menurut survei Pemeriksaan Kesehatan dan Gizi Nasional (National Health and Nutrition Examination Survey atau NHANES III), 1,3 persen orang berusia 12 tahun ke atas menderita hipertiroidisme.

Sementara itu, menurut American Thyroid Association (ATA), diperkirakan ada 12 persen orang yang akan mengembangkan tiroid dalam hidupnya. Selanjutnya ada 60 persen lagi tidak menyadari bahwa memiliki tiroid di dalam tubuhnya.

 

 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Penyebab Hipertiroidisme

1. Penyakit Graves

Ini adalah penyakit autoimum yang mengirimkan imunoglobulin perangsang tiroid – antibodi (protein dan sistem kekebalan yang hidup dalam aliran darah untuk mengidentifikasi dan mempertahankan tubuh dari bakteri atau virus – ke kelenjar tiroid.

2. Tiroditis

Penyakit ini terjadi ketika kelenjar tiroid meradang. Peradangan dapat menyebabkan kelenjar mengeluarkan semua hormon tiroid yang telah disimpan. Setelah hormon habis, kelenjar tiroid biasanya menjadi kurang aktif sehingga menyebabkan hipotirodisme. Beberapa penyebab tiroditis dapat mencakup penyakit autoimun, infeksi virus atau bakteri, serta obat-obatan tertentu yang dapat merusak tiroid.

3. Nodul tiroid beracun (gondok multinodular)

Penyakit ini akan memunculkan benjolan. Dapat terbentuk pada tiroid dan membuat hormon tiroid.

 


Gejala Hipertirodisme

1. Gugup, cepat marah, cemas

2. Merasa lelah

3. Sulit tidur

4. Tangan gemetar

5. Detak jantung terasa cepat dan tidak teratur

6. Sering buang air besar

7. Terjadi penurunan berat badan yang tidak disengaja atau tidak dapat dijelaskan

8. Perubahan suasana hati dan perilaku manik

9. Kelenjar tiroid membesar

10. Sakit di area lehel dan kesulitan bernapas atau menelan

11. Bola mata terlihat lebih menonjol, ini terkait dengan penyakit graves

12. Jarang menstruasi

Gejala yang terjadi pada orang dewasa biasanya kehilangan nafsu makan, mengalami takikardia, sesak napas setelah beraktivitas, pembengkakan, dan tirotoksikosis apatis.

 


Risiko Hipertiroidisme

Bila tidak segera diobati, hipertirodisme bisa menyebabkan kondisi kesehatan serius lainnya, antara lain:

1. Masalah jantung

2. Oftalmopati Graves

3. Osteoporosis

4. Masalah kesuburan pada wanita

5. Komplikasi kehamilan

6. Krisis tirotoksik (demam, gemetar, berkeringat, mata melotot, diare, detak jantung begitu cepat)

 

Reporter: Aprilia Wahyu Melati

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya