Mari Ketahui Perbedaan Deodoran dan Antiperspiran Buat Ketiak

Lebih lanjut, berikut ini perbedaan di antara keduanya.

oleh Liputan6.com diperbarui 25 Feb 2022, 15:58 WIB
Diterbitkan 25 Feb 2022, 15:57 WIB
Gambar ilustrasi deodoran
Sumber: Freepik

Liputan6.com, Jakarta Deodoran dan antiperspirant merupakan beberapa jenis produk yang bisa digunakan pada ketiak. Meski kegunaannya sama, tetap keduanya memiliki perbedaan.

Tidak semua produk yang diusap pada area ketiak disebut deodoran. Bisa jadi produk tersebut termasuk antiperspirant. Lantas bagaimana cara membedakannya?

Sebetulnya fungsi dari kedua produk tersebut hampir berhubungan. Pada umumnya, produk deodoran dianggap mampu mencegah bau, sedangkan antiperspiran dapat mencegah keringat.

Lebih lanjut, berikut ini perbedaan di antara keduanya seperti melansir laman Real Simple, Jumat (25/2/2022).

 

 

Apa Itu Deodoran?

Penggunaan Deodoran untuk Mengurangi Minyak Pada Wajah
Ilustrasi Penggunaan Deodoran Credit: unsplash.com/Charice

Singkat cerita, produk deodoran itu tidak akan membuat Anda berkeringat.

"Produk tersebut biasanya mengandung bahan-bahan, seperti wewangian, yang akan menutupi bau di ketiak," kata salah satu dokter kulit bersertifikat di Connecticut dan pendiri Surface Deep Alicia Zalka.

Lebih dari itu, menurut Hadley King yang merupakan dokter kulit bersertifikat di New York City, sebagian besar produk deodoran juga mengandung bahan yang mampu menyerap kelembapan dan/atau memperlambat pertumbuhan bakteri. Bakteri itulah yang kemudian dapat menimbulkan bau tidak sedap.

Seiring berjalannya waktu, deodoran diposisikan sebagai alternatif dibanding antiperspiran. Meskipun demikian, penting untuk diingat bahwa deodoran yang paling alami sekali pun bisa jadi mengandung bahan-bahan yang dapat mengiritasi.

Misalnya, "Banyak deodoran alami yang mengandalkan soda kue untuk menyerap kelembapan dan menetralisir bau, tetapi terlalu banyak soda kue dapat menyebabkan iritasi kulit pada beberapa orang," jelas King.

Sementara itu, wewangian yang terkandung di dalamnya pun bisa berasal dari minyak esensial. Bias jadi hal itu menjadi penyebab umum dermatitis kontak alergi, tambahnya.

Oleh sebab itu, karena tidak ada bahan dalam deodoran yang akan benar-benar menahan saluran eccrine atau keringat), King mengingatkan bahwa Anda harus membiasakan diri untuk melembapkan area di bawah lengan.

 

 

Apa itu Antiperspiran?

Mengganti Produk Toner dengan Alkohol
Ilustrasi Penggunaan Deodoran Credit: unsplash.com/Okan

Selain deodoran, ada pula antiperspiran. Produk ini memang mampu mencegah keringat, tetapi ada beberapa catatan yang harus diingat.

Produk antiperspiran mengandung beberapa jenis senyawa garam aluminium. Umumnya, mengandung aluminium klorohidrat, aluminium zirkonium, dan aluminium klorida.

Seluruh senyawa tersebut bekerja dengan memblokir saluran keringat dengan membentuk sumbatan bersamaan dengan tetesan keringat. Itulah yang kemudian menyebabkan seseorang tidak berkeringat, tutur Zalka.

Sayangnya, alumunium yang biasa terkandung dalam antiperspiran sering dinilai buruk oleh orang lain karena bisa membahayakan tubuh.

"Aluminium telah dikaitkan dengan penyakit Alzheimer dan kanker payudara, tetapi apakah aluminium dalam antiperspiran berkontribusi terhadap kondisi ini belum diketahui secara pasti, dan tidak ada data penelitian yang menunjukkan hal ini," jelas King.

Namun yang perlu digarisbawahi, American Cancer Society belum membuktikan sebab dan akibat secara langsung antara penggunaan antiperspiran dan risiko kanker payudara yang lebih tinggi.

Untuk berjaga-jaga, lebih baik Anda menghindari penggunaan produk yang mengandung aluminium, seperti antiperspiran, dengan mammogram - kristal logam kecil dalam produk dapat menghambat pembacaan dan interpretasi yang optimal dari studi pencitraan payudara – secara bersamaan, kata Zalka.

 

Reporter: Aprilia Wahyu Melati

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya