Saat Ribuan Mahasiswa IPB Diajak Melek Keuangan

Mahasiswa memperoleh informasi tentang inklusi keuangan berupa akses terhadap layanan keuangan formal yang berkualitas, aman dan terjangkau sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan mahasiswa.

oleh Nurmayanti diperbarui 24 Des 2022, 10:06 WIB
Diterbitkan 24 Des 2022, 10:04 WIB
Literasi Keuangan
Flip berkolaborasidengan OJK, Bank Indonesia (BI) Kantor Perwakilan DKI Jakarta, Asosiasi Fintech Indonesia (AFTECH), dan IPB University mengadakan program sosialisasi dan edukasi perencanaan keuangan berjudul Financial Hacks: Mengatur Keuangan Mahasiswa Penerima Beasiswa

Liputan6.com, Jakarta Otoritas Jasa Keuangan (OJK) terus berupaya meningkatkan literasi keuangan di Indonesia. Hasil SNLIK (Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan) tahun2022 menunjukkan indeks literasi keuangan masyarakat Indonesia sebesar 49,68% dan inklusi keuangan sebesar 85,10%. Nilai ini meningkat dibanding hasil SNLIK 2019, yaitu indeks literasikeuangan 38,03% dan inklusi keuangan 76,19%.

Meskipun demikian, angka tersebut masih jauh dari target yang dicanangkan pemerintah, yaitu inklusi keuangan sebesar 90% di akhir tahun2024. Oleh sebab itu, perlu adanya upaya kolaboratif antara regulator, industri, dan asosiasi untuk mencapai target tersebut.

Flip berkolaborasidengan OJK, Bank Indonesia (BI) Kantor Perwakilan DKI Jakarta, Asosiasi Fintech Indonesia (AFTECH), dan IPB University mengadakan program sosialisasi dan edukasi perencanaan keuangan berjudul Financial Hacks: Mengatur Keuangan Mahasiswa Penerima Beasiswa untuk yang diikuti lebih dari 2.000 mahasiswa penerima beasiswa Kartu Indonesia Pintar Kuliah (KIP-K) di IPB University secara luring dan daring.

“Kami menyambut baik adanya inisiasi dari Flip menggelar edukasi literasi dan inklusi keuangan untuk mahasiswa penerima beasiswa KIP-K di IPB. Literasi dan inklusi keuangan dianggap sebagai salah satu fondasi kehidupan agar dapat mewujudkan kehidupan yang aman, tenang,dan berkembang. IPB mendukung mahasiswa melek finansial agar dapat melakukan perencanaan dan pengelolaan keuangan dengan baik serta terhindar dari investasi ilegal ataupenipuan.” ujar Plt. Rektor Institut Pertanian Bogor (IPB) Agus Purwito.

 

Rafi Putra Arriyan, Co-Founder dan CEO Flip yang juga menjabat sebagai Kepala Departemen Edukasi dan Literasi Keuangan AFTECH mengatakan, para mahasiswa penerima beasiswa memperoleh informasi tentang literasi keuangan berupa pengetahuan, keterampilan, dan keyakinan yang akan mempengaruhi sikap dan perilaku mahasiswa dalam mengelola keuangan pribadi dan beasiswa dengan lebih baik.

Selain itu,mereka juga memperoleh informasi tentang inklusi keuangan berupa akses terhadap layanan keuangan formal yang berkualitas, aman dan terjangkau sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan mahasiswa.

"Upaya peningkatan literasi dan inklusi keuangan perlu menjadi komitmen bersama antara regulator, industri, asosiasi, dan institusi terkait sehingga pemahaman dan praktik tentang pengelolaan serta solusi keuangan di tengah masyarakat semakin optimal,” ujar dia.

 

Tambah Pengetahuan

Melek Keuangan
Flip berkolaborasidengan OJK, Bank Indonesia (BI) Kantor Perwakilan DKI Jakarta, Asosiasi Fintech Indonesia (AFTECH), dan IPB University mengadakan program sosialisasi dan edukasi perencanaan keuangan berjudul Financial Hacks: Mengatur Keuangan Mahasiswa Penerima Beasiswa

Dalam kegiatan ini, para mahasiswa mendapatkan pengetahuan mengenai manajemen keuangan pribadi, beasiswa, dan kuliah.

Sebagai penerima beasiswa, pengelolaan keuangan untuk kebutuhan pribadi dan kuliah menjadi suatu hal yang penting untuk dicermati. Mereka pun akan diberikan pengenalan terhadap solusi teknologi keuangan (fintech) untuk mempermudah transaksi keuangan sehari-hari (solusi Flip).

“Peningkatan inklusi keuangan merupakan salah satu arahan presiden untuk OJK. Perencanaan keuangan merupakan keterampilan hidup utama (essential life skill) yang perlu dimiliki oleh setiap orang, khususnya Mahasiswa. Mahasiswa perlu melakukan perencanaan keuangan seperti mengelola arus kas harian, mendahulukan kebutuhan dibandingkan keinginan, merencanakan dana darurat dan lain sebagainya. Selain itu, Mahasiswa juga perlu memahami penggunaan financial technology agar dapat terhindar dari pinjaman atau investasi ilegal dan penipuan,“ ujar Yulianta, Deputi Direktur Literasi dan Informasi, Otoritas Jasa Keuangan.

Tak hanya OJK, BI juga turut berupaya meningkatkan literasi dan inklusi keuangan Indonesia bersama Flip. Kali ini, BI memperkenalkan lebih jauh terkait penggunaan Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS) untuk mahasiswa.

“Kini, masyarakat telah hidup di era teknologi.Penggunaan QRIS menjadi salah satu inisiasi Bank Indonesia yang dapat membantu masyarakat melakukan pembayaran di seluruh toko, pedagang, warung, parkir, tiket wisata, donasi (merchant) berlogo QRIS. Inovasi QRIS ini tentunya akan senantiasa membantu mahasiswadalam melakukan transaksi sehari-hari.” ujar Ria Swandito, Asisten Direktur Divisi Perizinan SP dan Elektronifikasi Bank Indonesia KPw DKI Jakarta.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya