Kembangkan Industri kesehatan, Siloam Dorong Peningkatan Layanan Spesialisasi

Group CEO LPKR sekaligus Komisaris Utama SILO John Riady menyampaikan bahwa industri kesehatan merupakan salah satu industri atau sektor yang penting dan perlu dikembangkan di Indonesia.

oleh Arthur Gideon diperbarui 12 Jan 2024, 10:00 WIB
Diterbitkan 10 Jan 2024, 16:45 WIB
PT Siloam International Hospitals Tbk (SILO) berkomitmen untuk terus mengembangkan industri kesehatan di Indonesia serta meningkatkan kinerja melalui layanan spesialisasi. (Dok Lippo Karawaci)
PT Siloam International Hospitals Tbk (SILO) berkomitmen untuk terus mengembangkan industri kesehatan di Indonesia serta meningkatkan kinerja melalui layanan spesialisasi. (Dok Lippo Karawaci)

Liputan6.com, Jakarta PT Siloam International Hospitals Tbk (SILO), anak usaha PT Lippo Karawaci Tbk (LPKR) di sektor layanan kesehatan, berkomitmen untuk terus mengembangkan industri kesehatan di Indonesia serta meningkatkan kinerja melalui layanan spesialisasi.

Group CEO LPKR sekaligus Komisaris Utama SILO John Riady menyampaikan bahwa industri kesehatan merupakan salah satu industri atau sektor yang penting dan perlu dikembangkan di Indonesia.

Terlebih lagi, perekonomian diperkirakan semakin bertumbuh dan kebutuhan akan fasilitas kesehatan semakin tinggi. John Riady juga menambahkan LPKR melalui SILO akan terus melanjutkan ekspansi untuk memenuhi kebutuhan layanan kesehatan di Indonesia dan komitmen untuk terus bertumbuh.

Hal tersebut tampak pada peningkatan layanan spesialisasi urologi, pulmonologi, kardiologi, dan neurologi pada anak usaha LPKR, RS Siloam (SILO).

"Program spesialisasi turut berdampak terhadap pertumbuhan kinerja SILO yang tercermin pada Average Revenue Per Occupied Bed (ARPOB) SILO yang mencapai Rp3,3 miliar pada tahun 2022, menjadi yang tertinggi di antara rumah sakit lainnya," kata dia dalam keterangan tertulis, Rabu (10/1/2024).

Di samping itu, layanan spesialisasi SILO juga menorehkan prestasi medis, seperti RS Siloam ASRI telah melakukan lebih dari 250 kali operasi transplantasi ginjal yang sukses. RS Siloam TB Simatupang juga mendapat Status Emas dari Organisasi Stroke Dunia (WSO) dalam penanganan pasien stroke dan RS Siloam Sriwijaya berhasil membantu kehamilan ke-200 melalui klinik bayi tabung Blastula IVF.

Mochtar Riady Comprehensive Cancer Center (MRCCC) atau RS Siloam Semanggi sendiri menempati peringkat ke-63 sebagai rumah sakit kanker terbaik di Asia Pasifik. Dengan peringkat itu, MRCCC menjadi yang paling unggul di Indonesia. BIMC Siloam Nusa Dua Bali juga resmi ditunjuk sebagai pusat wisata medis oleh Kementerian Kesehatan.  

SILO saat ini mengoperasikan 41 rumah sakit yang tersebar di 23 provinsi, menjadi yang terbesar di Indonesia dan bisa mencakup lebih dari 60% populasi. Per September 2023, SILO mencatatkan pendapatan Rp8,24 triliun, naik 21,55% dari Rp6,93 triliun per September 2022. Perinciannya, pendapatan rawat inap Rp4,73 triliun per Kuartal III/2023, naik dari sebelumnya Rp3,86 triliun, dan pendapatan rawat jalan Rp3,51 triliun naik dari Rp3,06 triliun per Kuartal III/2022.

SILO mencatatkan laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp858,90 miliar. Laba bersih tersebut melonjak 91,20% dari sebelumnya Rp449,21 miliar.

Kembangkan Pengobatan Penyakit Jantung, Siloam Gelar Simposium Kardiovaskular Internasional

Siloam
Dok. Siloam

Siloam Hospitals Grup menyelenggarakan simposium ilmiah kardiovaskular yang berkorelasi akademik serta aktual, bersinergi institusi medis internasional antara lain, Medical University of Silesia, National Heart Center Singapore, Sarawak General Hospital Heart Centre, Chosun University Hospital, Central Chest Institute of Thailand, Lampang Hospital, dan National University of Singapore.

Simposium ilmiah ini dihadiri oleh sekitar 500 peserta termasuk dokter spesialis, perawat dan tenaga medis pendukung, serta masyarakat umum dan berlangsung selama 2 hari. Penyelenggaraan acara ini juga merupakan bentuk nyata perwujudan misi Grup RS Siloam untuk menjadi destinasi pilihan terpercaya dalam layanan kesehatan, pendidikan medis, dan penelitian kelas dunia.

Simposium ilmiah ini merupakan hasil kolaborasi dari 4 RS Siloam yakni RS Siloam Lippo Village, RS Siloam Kebun Jeruk, RS Siloam Jantung Diagram Cinere, dan RS Siloam TB Simatupang. Empat rumah sakit ini merupakan RS dengan program unggulan bidang kardiovaskular dan telah berhasil melakukan lebih dari 5.700 tindakan katerisasi (PCI) dan lebih dari 1.400 tindakan bypass jantung (CABG) hingga saat ini, Sabtu (19/11/23) di Jakarta.

Pada sambutannya, Caroline Riady, Managing Director Siloam Hospitals tidak hanya menyampaikan apresiasinya kepada para narasumber, pembicara, dan partisipan, ia juga menekankan betapa pentingnya peningkatan kualitas pengobatan jantung di Indonesia.

15 dari 1000 orang di masyarakat terkena penyakit jantung dan angka tersebut naik setiap tahunnya. Caroline Riady berharap, dengan dobrakan kemajuan penelitian dan kemajuan teknologi akan menumbuhkan kolaborasi, berbagi kebijaksanaan, dan memperkaya pengalaman untuk dapat meningkatkan kualitas teknologi, kemampuan, dan pembiayaan terkait kardiologi dan kardiovaskular di Indonesia.

"Melalui rangkaian acara simposium kardiovaskular ini kami berharap kualitas pelayanan kesehatan internasional dapat diakses oleh para dokter, perawat, dan tenaga medis lainnya sebagai tambahan wawasan pum memajukan layanan kesehatan Indonesia. Kolaborasi antar tenaga medis diperlukan, yaitu sebagai hasil medis yang lebih baik untuk pasien, pun kolaborasi antar institusi medis sangat diperlukan selain dukungan program pemerintah dalam menuju Indonesia yang lebih sehat. Kami akan terus mendengarkan kebutuhan para dokter dan tenaga medis dan melanjutkan komitmen mendukung karya dokter dalam pengabdiannya melalui peningkatan wawasan dan edukasi,” ujar Caroline Riady.

 

Potensi Gagal Jantung

Sementara itu, dr. Dicky Alighery SpBTKV, selaku ketua dari simposium kardiologi dan bedah kardiovaskular, juga menambahkan harapannya dalam partisipasi seluruh tenaga medis agar dapat meningkatkan perawatan penyakit jantung di Indonesia.

Namun, perawatan kesehatan seputar kardiovaskular semakin berkembang secara global, termasuk Indonesia. Beberapa diantaranya adalah prosedur cryoablation untuk aritmea, pemasangan Left Ventricular Assist Device (LVAD) untuk gagal jantung, serta minimal invasive surgery untuk tindakan Percutaneous Coronary Intervention (PCI) atau katerisasi jantung dan pembuluh darah.

Menurut data dari Riset Kesehatan Dasar Nasional (Riskesdas) tahun 2018, prevalensi penyakit kardiovaskular seperti hipertensi, stroke, jantung koroner, dan gagal jantung terdeteksi sebanyak 15 dari 1.000 penduduk, atau sekitar 4.2 juta penduduk yang menderita penyakit kardiovaskular.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya