OPINI: Berdayakan Usaha Kecil dengan Konektivitas Relevan untuk Masa Depan

Di Indonesia, transformasi digital menjadi kunci, dengan kontribusi terhadap PDB Indonesia diperkirakan mencapai US$ 22 miliar pada 2021.

oleh Liputan6.com diperbarui 03 Des 2019, 09:00 WIB
Diterbitkan 03 Des 2019, 09:00 WIB
Amol Mitra, Vice President and General Manager, Global Small and Medium Business di Aruba
Amol Mitra, Vice President and General Manager, Global Small and Medium Business di Aruba. Liputan6.com/Triyasni

Liputan6.com, Jakarta - Teknologi terbaru seperti cloud dan Internet of Things (IoT) telah mendisrupsi lansekap bisnis, serta menyejajarkan posisi Usaha Kecil dan Menengah (UKM) agar dapat bersaing dengan para pemain industri yang sudah mapan di era ekonomi digital.

Dengan kontribusi UKM yang mencapai 97 persen total tenaga kerja, 99 persen lapangan kerja, 60,34 persen total Produk Domestik Bruto (PDB) dan 14,3 persen total ekspor, dunia seharusnya bisa mereka taklukkan.

Di Indonesia, transformasi digital menjadi kunci, dengan kontribusi terhadap PDB Indonesia diperkirakan mencapai US$ 22 miliar pada 2021, menurut riset IDC dan Microsoft.

Dengan produk dan layanan digital yang semakin signifikan bagi perekonomian Indonesia, UKM perlu lebih mengoptimalkan penggunaan teknologi dan mentransformasi tempat kerja mereka secara digital di tahun-tahun mendatang.

Atau menghadapi risiko persaingan dalam pasar yang sangat kompetitif, terutama di tengah ketidakstabilan geopolitik dan suramnya ekonomi global.

Sederhana, Namun Andal

Riset Deloitte menunjukkan bahwa UKM yang tumbuh pesat cenderung menggunakan cloud untuk aktivitas sehari-hari. Pemilik bisnis pun menginginkan jaringan berkualitas premium yang kompatibel untuk kebutuhan mereka yang terus berkembang.

UKM biasanya dilengkapi dengan sumber daya TI yang sangat sederhana (atau bahkan sama sekali tidak memiliki sumber daya TI).

Ini berarti, solusi jaringan yang paling cocok adalah yang mudah dan sederhana untuk diatur, namun bisa diandalkan untuk berfungsi tanpa keterlibatan yang terus-menerus dari pemilik bisnis.

Banjirnya perangkat mobile dan IoT di pasaran serta tren ‘pekerjaan fleksibel’ membuat karyawan UKM berharap dapat berselancar di Internet dengan cepat dan aman di manapun mereka berada. Konektivitas yang baik juga merupakan ekspektasi pelanggan selagi berbelanja, makan atau menghabiskan waktu.

Misalkan saja di sebuah hotel butik, koneksi Wi-Fi yang buruk dapat menjadi perbedaan antara ulasan bintang lima dan bintang empat.

Demikian pula di sektor ritel. Toko dengan jaringan aman dan terukur dapat mulai mendigitalkan pengalaman dalam toko mereka dan membantu pelanggan memesan atau menemukan produk.

Pada dasarnya, konektivitas adalah pembeda yang mengubah pengalaman pelanggan dari yang membosankan menjadi luar biasa, sehingga dapat meningkatkan loyalitas dan preferensi merek.

 

Keamanan Built-In

Dalam mentransformasikan bisnis secara digital, UKM tidak hanya mendapat manfaat besar, namun juga peningkatan risiko. Semakin banyak perangkat mobile yang diizinkan dalam jaringan, kian banyak titik akses yang dapat dimasuki peretas.

Dari 58 juta UMKM yang ada di Indonesia, yang bergabung dengan e-commerce mencapai 8 juta UKM, atau setara dengan 14 persen. Namun, sebagian besar UKM yang sudah online, tidak memiliki proteksi yang memadai terhadap serangan kejahatan siber.

UKM merupakan target yang mudah, karena kurangnya keamanan yang dibangun ke dalam jaringan mereka. Agar bisnis dapat bertumbuh dan terlindung dari kejahatan siber, para pemilik bisnis membutuhkan jaringan tingkat enterprise dengan fitur keamanan built-in yang dirancang untuk mensegmentasi jaringan.

Banyak pemilik bisnis yang khawatir membiarkan tamu masuk ke jaringan bisnis mereka. Dengan pengaturan jaringan tradisional ala rumahan, hal terbaik yang dapat dilakukan untuk memberikan sedikit keamanan ekstra adalah membuat para tamu sign-in terlebih dulu menggunakan kata sandi.

Namun, solusi jaringan tingkat enterprise yang kini tersedia untuk UKM sudah dapat mensegmentasi jaringan dengan lapisan keamanan ekstra, yang disertai peningkatan kinerja keseluruhan untuk booting.

Misalnya, satu bagian dari jaringan dibatasi hanya untuk operasi, sementara yang lain dapat memprioritaskan akses tamu. Pengaturan ini memastikan lalu lintas tamu tetap terpisah dari lalu lintas yang penting bagi bisnis atau lalu lintas pembayaran, sehingga dapat membatasi titik akses peretas.

 

Mempersiapkan Masa Depan

Sejak dulu, usaha kecil harus memilih antara kinerja atau biaya. Agar tetap kompetitif di era digital yang terus berkembang saat ini, usaha kecil perlu menerapkan solusi inovatif dan terukur yang sebanding dengan perusahaan-perusahaan besar guna menciptakan nilai, menekan biaya, mengurangi risiko, dan membangun kepercayaan pelanggan.

Banyak perusahaan di Asia Pasifik telah berinvestasi dalam teknologi tempat kerja dalam satu tahun terakhir. Namun, solusi-solusi ini sering didasarkan pada jaringan tradisional yang bergantung pada upgrade tambal sulam saat kebutuhan baru muncul.

Memahami bahwa UKM memiliki kebutuhan bisnis yang unik, Aruba meluncurkan produk Wi-Fi kelas bisnis pertamanya untuk pasar UKM, yaitu Aruba Instant On, yang dilengkapi manajemen dan pengaturan sederhana, desain produk yang mengutamakan kemampuan mobile, model harga fleksibel, serta keamanan dan analitik tingkat enterprise yang semakin diinginkan usaha kecil.

Dengan memastikan persyaratan jaringan dievaluasi ulang secara efektif, solusi Wi-Fi yang terinstal harus berasal dari vendor tepercaya dengan keamanan built-in, untuk melindungi dari ancaman-ancaman umum, sekaligus memungkinkan peningkatan pengalaman digital, baik untuk karyawan, pelanggan, dan mitra.

**Penulis adalah Amol Mitra, Vice President and General Manager, Global Small and Medium Business di Aruba, salah satu perusahaan Hewlett Packard Enterprise

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya