Larangan Tenggak BBM Subsidi, Jualan Mobil Tetap Laris

Isu larangan mobil murah ramah lingkungan (low cost green car/LCGC) untuk menenggak BBM subsidi terus bergulir. ‎

oleh Gesit Prayogi diperbarui 16 Apr 2014, 20:28 WIB
Diterbitkan 16 Apr 2014, 20:28 WIB
foto-bbm-8-130622a.jpg
Masyarakat mulai memenuhi SPBU. (Liputan6.com/Andrian M Tunay)

Liputan6.com, Jakarta Isu larangan mobil murah ramah lingkungan (low cost green car/LCGC) untuk menenggak BBM subsidi terus bergulir. ‎

Namun, menurut Senior Manager Consumer Insight of Automotive Industry, Nielsen Indonesia, Yohannes Benny Wuryanto, kebijakan tersebut tidak akan mengerem penjualan LCGC selama masih dalam bentuk wacana.

"Selama mobil murah dilarang menggunakan BBM bersubsidi hanya sekadar isu, saya rasa tidak akan berpengaruh terhadap penjualan mobil," ujarnya di Jakarta, Rabu (16/4/2014).

Menurut dia, pasar otomotif tidak akan goyang selama rencana tersebut belum benar-benar disahkan. Di samping itu, penentuan tarif baru PPnBM untuk mobil bermesin 3.000 cc ke atas juga tak ‎akan berdampak banyak terhadap penjualan.

"Pasar mobil mewah kan tidak sebesar mobil MPV, jadi tidak ada pengaruhnya," imbuh dia.

Sekadar informasi, menurut data terbaru dari Gaikido, penjualan mobil secara whosales mengalami pertumbuhan dari 111.881 pada Februari menjadi 111.079 pada Maret.

Jika dibandingkan dengan data periode yang sama tahun lalu, penjualan mobil secara wholesales naik signifikan dari 95.996 menjadi 113.079.

Sementara itu, Toyota masih menguasai pasar kendaraan roda empat dengan membukukan ‎penjualan sebesar 39.046, diikuti Daihatsu dengan 16.376 unit.

Berikut data penjualan mobil secara wholesale di Indonesia per Maret:

Toyota (38.733)
Daihatsu (16.376)
Honda (14.529)
Suzuki (14.013)
Mitsubishi (13.668)
Nissan (4.115)
Isuzu (2.448)
UD Trucks (140)
Peugeot (2)
Lain-lain (8.702)
Total penjualan mobil secara keseluruhan (113.079).

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya