Proyek Motor Nasional Sulit Terealisasi

Hosea Sanjaya pesimistis, jika proyek yang dijalankan Garansindo sulit terwujud.

oleh Septian Pamungkas diperbarui 02 Sep 2015, 18:11 WIB
Diterbitkan 02 Sep 2015, 18:11 WIB
Proyek Motor Nasional Sulit Terealisasi
Hosea Sanjaya pesimistis, jika proyek yang dijalankan Garansindo sulit terwujud.

Liputan6.com, Jakarta - President Director PT Karya Semesta Investama selaku main dealer Suzuki dan Kawasaki, Hosea Sanjaya, mengaku ikut serta dalam proyek mobil nasional Esemka bersama mantan Kepala Badan Intelijen Negara AM Hendropriyono. Proyek ini disebutkan sedang berjalan.

Dirinya menjelaskan, prospek mobil nasional masih terbuka ketimbang motor nasional. Pasalnya populasi kendaraan roda dua saat ini sudah sangat tinggi. Ia pun turut mengomentari rencana Garansindo Group yang bekerja sama dengan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya dalam mengembangkan skutik listrik.

Hosea pesimistis, jika proyek yang dijalankan Garansindo akan terwujud. Ia pun menyebut berita mengenai proyek ini adalah berita bisnis.

"Itu berita bisnis saja, kalau kasus bisnisnya sudah tidak ada. Saya beri contoh, kalau volumenya (penjualan) tidak ada, tidak akan bisa membuat motor, terlebih lagi ini motor listrik karena volumenya tidak ada," katanya di Jakarta baru-baru ini.

Menurutnya, peluang terwujudnya motor garapan Garansindo-ITS sangat tipis karena motor listrik ini kurang populer di Tanah Air.

"Kalau sudah pakai motor bahan bakar konvensional disuruh pakai motor listrik itu sudah pasti tidak mau. Kita lihat peradaban orang naik motor, ada yang mengganti semua aksesoris, knalpotnya hampir sama dengan motor idamannya karena orang merasa nyaman," jelasnya.

"Sound and speed terkadang dua hal yang sama nikmatnya buat orang. Kalau motor listrik kan tidak kedengeran," ujarnya sembari tersenyum.

Selain itu, populasi sepeda motor yang sudah terlalu banyak dan bersaing dengan pabrikan besar yang sudah jauh lebih mapan menjadi alasan sulitnya mewujudkan rencana ini.

"Gedung parkir ataupun jalanan sudah tidak bisa antisipasi motor, kita pergi ke bandara saja parkir motor luar biasa banyaknya, ke rumah sakit juga ke mall juga parkiran penuh. Jadi kalau cuma mampu memasarkan di Indonesia bagaimana bisa bersaing dengan orang yang sudah bisa mampu memasarkan di 20 negara," pungkasnya.

(ian/sts)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya