Liputan6.com, Batam - Honda big bike yang diluncurkan pada pertengahan tahun lalu dicirikan dengan bentuk dan kapasitas mesin yang besar. Ini membuat tidak semua orang bisa mengendarainya dengan mudah.
I Gusto Agung Budi Dharma, juara 2 kompetisi Astra Honda Safety Riding Instructors Competition (AHSRIC) kategori Best of the Best, mengatakan semua orang memang perlu adaptasi untuk kendarai motor jenis ini.
Baca Juga
"Memang perlu adaptasi. Kalau mau naik big bike bukan hanya prestise saja, tapi teknik berkendaranya juga harus benar," ujar Agung, di sela acara Astra Honda Safety Riding Instructors Competition di Batam, Rabu (18/5/2016).
Teknik yang dimaksud di antaranya adalah posisi tubuh. "Kita butuh posisi tubuh yang fleksibel. Misal kalau saat tancap gas (akselarasi), posisi tubuh yang benar itu agak condong ke depan. Kalau deselerasi (saat pengereman), posisi tubuh condong ke belakang," terang Agung.
Menurutnya, saat akselerasi, posisi ban depan cenderung sedikit mengangkat sehingga traksinya (cengkeraman ban ke aspal) berkurang. Dengan posisi tubuh ke depan, maka traksi kendaraan akan bertambah.
Sementara saat melakukan pengereman atau deselerasi, posisi tubuh yang dicondongkan ke belakang akan menambah traksi ban belakang sehingga membantu pengereman. Ini juga berfungsi untuk menjaga keseimbangan kendaraan.
Agung juga memberikan saran saat melewati belokan atau u turn. "Baiknya kalau pakai big bike, pakai gaya line out. Soalnya kalau pakai line in, pasti jatuh karena bobot motornya besar," tambah Agung.