Liputan6.com, Jakarta - Saat gelaran media test drive Toyota Sienta dengan rute Jakarta-Bandung-Jakarta yang berlangsung 21-23 Juli 2016, Liputan6.com berkesempatan mengendarai dua tipe berbeda, yakni Sienta tipe G M/T (manual) dan tipe V (A/T CVT).
Duduk di bangku pengemudi, kami bisa mengatur posisi berkendara yang sesuai keinginan. Posisi jok selain bisa maju mundur, juga bisa dinaikturunkan. Posisi setir juga bisa diatur ketinggiannya menggunakan fitur tilt steering.
Sebagai pengemudi, kami merasa Sienta memiliki visibilitas yang baik. Kaca depan lebar dengan sudut kemiringan yang proporsional membuat pandangan terasa luas.
Menganut model jok semi bucket, badan seperti dipeluk dari belakang. Busa jok lumayan empuk dan lingkar kemudi terasa pas saat digenggam. Bagian setir juga terdapat tombol untuk memudahkan melakukan pengaturan sistem audio.
Kedua tipe yang kami kendarai dilengkapi head unit layar sentuh ukuran 7 inci yang di dalamnya terdapat fitur-fitur, seperti DVD, USB, aux dan iPod, Miracast, Airplay, HDMI, Bluetooth, dan voice command.
Tuas persneling dan rem tangan posisinya memang agak rendah. Penempatan posisi ini berbeda dengan versi Jepang yang berada di dashboard. Meski agak rendah, pengoperasian tuas persneling dan rem tangan tidak terlalu rumit.
Performa mesin
Toyota Sienta menggunakan mesin 2NR-FE dengan Dual VVT-i + ETCS-i berkapasitas 1.500 cc. Jantung mekanis tersebut sanggup menyemburkan tenaga 105 Tk dengan torsi 140 Nm.
Tipe G M/T menggunakan sistem transmisi manual enam percepatan. Sementara tipe V A/T mengadopsi otomatis sequential tujuh percepatan.
Berbeda dengan model Toyota lainnya, pengoperasian gigi mundur Sienta tipe G M/T berbeda. Caranya dengan mengangkat cincin di bawah bonggol tuas persneling lalu gerakkan tuas ke depan seperti mengoper ke gigi satu.
Menyoal performa, mobil berpenggerak roda depan ini cukup nyaman untuk dikendarai di jalur perkotaan yang padat. Tarikan awalnya kurang responsif sehingga mobil terasa tidak terlalu menghentak. Tapi ini bisa memberikan rasa nyaman ke penumpang belakang.
Saat menggunakan model matik, perpindahan giginya terasa halus. Hanya saja saat pedal gas ditekan dalam-dalam raungan mesin terdengar hingga kabin.
Handling
Bicara kenyamanan saat mobil melaju di permukaan jalan yang mulus, Sienta cukup menjanjikan. Semua itu berkat sistem suspensi yang mumpuni.
Untuk diketahui, Sienta menggunakan suspensi depan MacPherson strut coil spring dan torsion beam coil spring di belakang. Tapi saat melalui jalan keriting, bantingannya terasa keras meski begitu masih bisa ditolerir.
Dikarenakan bentuk belakangnya yang boxy, mobil ini terasa limbung saat dipacu di atas 110 km/jam. Kami pun hanya berani memacu mobil ini hingga 120 km/jam.
Sebagai informasi, Toyota Sienta hadir dalam beberapa tipe, yakni E M/T, E CVT, G M/T, G CVT, V M/T, V CVT dan Q CVT. Banderol yang disodorkan mulai dari Rp 230 juta hingga Rp 295 juta On the Road Jakarta.
Melesat Bersama Toyota Sienta, Jangan Lewat 100 km/jam!
Liputan6.com berkesempatan mengendarai dua tipe berbeda, yakni Sienta tipe G M/T (manual) dan tipe V (A/T CVT)
diperbarui 26 Jul 2016, 06:03 WIBDiterbitkan 26 Jul 2016, 06:03 WIB
Advertisement
POPULER
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Berita Terbaru
Agar Terjaga dari Fitnah Dajjal yang Turun Jelang Kiamat, Hafalkan 10 Ayat Pertama Surah Ini!
Niat Sholat Sunnah Sebelum Subuh, Ketahui Tata Cara dan Bacaannya
Candaan Ridwan Kamil Soal Janda Saat Kampanye Tuai Kecaman, Susi Pudjiastuti Ikut Angkat Bicara
Memahami RoHS Adalah: Pedoman Penting untuk Industri Elektronik
Rumah SandiUno Indonesia Deklarasi Dukung Ridwan Kamil-Suswono di Pilkada Jakarta
Misteri di Mata Air Pantan Cigowong, Saluran Air Peninggalan Belanda di Majalengka
Ilmuwan Uji Kembali Teori Relativitas Einstein, Ini Hasilnya
Jadwal Sholat DKI Jakarta, Jawa dan Seluruh Indonesia Hari Ini Jumat 22 November 2024
DPUPR Depok Akui Akhir Tahun Jadi Puncak Pembangunan Kota Depok
Melihat Makna Keris, dari Senjata Pusaka hingga Simbol Kepemimpinan
Gelar Hajatan Itu Hukumnya Haram Kata Gus Baha, Ternyata Ini Alasannya
Jelang Pencoblosan, Elektabilitas RIDO Diyakini Melonjak Karena Rajin Blusukan