Liputan6.com, Jakarta - Sejak tahun lalu, penjualan mobil mewah tak kunjung membaik. Menurut Rudy Salim, Presiden Direktur Prestige Motorcars, kondisi ini berbanding terbalik dengan 2013.
"Saat itu jualan bagus, tapi sejak adanya PPnBM dan kenaikan tarif Bea Masuk membuat penjualan mobil mewah tertahan," kata dia.
Meski demikian, Rudy yang bergerak di bidang usaha importir mobil-mobil mewah dengan merek Ferrari, Porsche, dan Tesla harus pintar-pintar menyiasati pasar. Apalagi, di Indonesia sudah ada Agen Pemegang Merek (APM) untuk sejumlah merek mobil yang juga ia pasarkan.
Baca Juga
"Maka dari itu kami menghadirkan model-model yang spesial. Seperti BMW i8 yang kami pasarkan beda dengan yang APM bawa. Pun begitu dengan Vellfire yang kita jual," katanya.
Di samping memasarkan mobil-mobil baru, Prestige Motorcars juga bertumpu pada penjualan supercar dan sportscar bekas. Rudy mengungkap bahwa saat ini kontribusi penjualan mobil bekas lebih tinggi dibandingkan mobil baru. "Di kisaran 70 penjualan mobil bekas dan sisanya baru," tutur dia.
Konsumen jadi mitraÂ
Sementara itu, stok mobil bekas diperoleh Rudy dari komunitas. Bahkan dia berusaha untuk menjali komunikasi dengan para konsumennya. "Konsumen bukan hanya sekedar beli mobil dari kami, tapi ke depannya akan menjadi mitra bisnis ketika mereka berniat menjual mobilnya," ucapnya di hadapan peserta konvoi 'Prestige Independence Drive Chapter 2. Spirit of Freedom.`
Sementara itu, Rudy memprediksi pasar mobil mewah tahun ini akan bergairah. Ini didasarkan dari data pada semester pertama tahun ini. "Kalau dulu konsumen nahan-nahan, sekarang sudah ada yang terbiasa dengan tarif tinggi. Meski Januari belum ada perubahan, penjualan Februari hingga Juli ada pertumbuhan," imbuh dia.