Liputan6.com, Jakarta - Pada 2014 lalu, perusahaan High Gear Media melansir data bahwa 95 persen mobil baru punya varian transmisi otomatis. Tentu data itu tak bicara populasi mobil baru di dunia. Tapi setidaknya yang bisa kita akui bahwa mobil bertransmisi otomatis memang semakin banyak.
Dalam perkembangannya, transmisi otomatis terus berkembang dan menghasilkan desain alternatif. Salah satunya adalah continously variable transmission (CVT). CVT sederhananya adalah transmisi yang tidak dilengkapi dengan gigi persneling sebagaimana mobil manual atau matik konvensional.
Advertisement
Jika pada transmisi otomatis konvensional untuk mengubah tingkat kecepatan dan torsi menggunakan planetary gear, maka pada CVT dua puli yang dihubungkan dengan belt atau sabuk, yang umumnya terbuat dari material baja.
Advertisement
Baca Juga
Salah satu keuntungan mobil bertransmisi CVT yang paling jelas adalah suara yang dihasilkan lebih halus. Hal ini disebabkan karena tidak ada hentakan akibat proses perpindahan gigi, serta pergerakan transmisi yang menggunakan sabuk.
Selain itu, konsumsi bahan bakarnya pun lebih hemat jika dibanding transmisi manual dan matik konvensional. Laman autoguide.com menulis, penyebabnya adalah karena mobil CVT lebih mulus dan dapat memberikan daya tanpa shifting, termasuk saat menanjak.
Konsumsi bahan bakar lebih hemat juga disebabkan karena rotation per minutes (rpm) mesin relatif stabil. Pada transmisi lain, angka rpm akan turun setiap perpindahan gigi, sehingga saat berakselerasi mesin butuh lebih banyak bahan bakar.
Tak heran jika faktanya, hampir semua mobil hybrid (menggunakan mesin konvensional dan motor listrik) menggunakan transmisi CVT, termasuk Toyota Prius. Hal ini dipakai demi membantu memaksimalkan keekonomisan.
Saat melewati turunan, penggunaan rem juga tak terlalu intensif jika dibanding transmisi lain. Hal ini disebabkan karena CVT punya engine brake yang cukup kuat.