Liputan6.com, Seattle - Membuat bodi dari bahan serat karbon tidaklah mudah, meskipun itu dilakukan oleh pabrikan sekelas Lamborghini. Merek berlogo banteng mengamuk tersebut bahkan perlu menjalin kerja sama dengan Mitsubishi Rayon untuk mengembangkan teknologi serat karbon.
Dikutip Caradvice, Mitsubishi Rayon merupakan perusahaan tekstil asal Jepang yang dimiliki oleh Mitsubishi Chemical Holding. Dengan jumlah lebih dari 70 ribu pekerja, Mitsubishi Rayon yang spesialis serat akrilik terbesar di Jepang ini memasok sekitar 60 persen serat karbon dunia.
Pada saat ini, Lamborghini hanya bisa menghasilkan lima sasis per hari. Jumlah itu terlalu kecil untuk mengakomodir produksi Urus yang meluncur 2018.
Advertisement
Baca Juga
Kemitraan strategis ini dirancang untuk penelitian lebih lanjut dan pengembangan bodi dan panel serat karbon ke dalam produksi massal. Lamborghini sendiri telah memanfaatkan serat karbon sejak menggarap Countach, 30 tahun silam.
Gallardo menjadi model berikutnya yang memanfaatkan serat karbon. Lamborghini menggunakan metode RTM (Resin Transfer Moulding) di mana serat karbon ditransfer ke bodi sebagai penguatan struktur.
Namun demikian, metode RTM terdapat kelemahan dari sisi fleksibilitas bentuk dan penggunaannya. Dalam hal ini solusi yang ada yaitu menempa serat karbon, di mana komposit bersama dengan pasta dari serat ditempa yang bisa mengikuti semua bentuk.
Maurizio Reggiani, Kepala penelitian dan pengembangan Lamborghini menjelaskan bila teknologi ini membantu pengembangan mobil super sport masa depan Lamborghini.
"Dengan melanjutkan pengembangan material komposit tempa yang kami patenkan, kami mampu menciptakan produk Lamborghini yang menggabungkan kinerja dan desain. Kemampuan memanfaatkan material yang ringan memberi Lamborghini keunggulan kompetitif yang menguntungkan mobil kami serta proses produksi di masa depan," kata Reggiani.