Liputan6.com, Jakarta - Indonesia tahun ini mengalami anomali iklim La Nina. Akibatnya, hujan turun sepanjang tahun sekalipun periode memasuki musim kemarau.
Situasi berkendara di bawah guyuran hujan tentu sangat mengganggu bagi para pemotor. Mereka pun berusaha melindungi diri dari basah dengan beragam cara.
Hal pertama yang terpikirkan pemotor saat hujan turun yaitu berteduh apabila tidak membawa jas hujan saat perjalanan. Banyak lokasi jadi pilihan untuk melindungi diri dari terpaan hujan, seperti misalnya teras pertokoan, halte, atau bahkan kolong jembatan dan terowongan
Advertisement
Baca Juga
Berteduh sembarangan
Tiga lokasi terakhir ini sebenarnya tidak diperkenankan untuk berteduh dalam waktu lama. Bagaimana tidak, jejeran motor yang berhenti bahkan menutupi sebagian ruas jalan sehingga menyebabkan kemacetan.
Pihak berwenang pun telah memiliki payung hukum untuk menindak para pemotor yang berteduh ini. Kelonggaran berlaku hanya bagi pemotor yang berhenti sejenak untuk memakai jas hujan karena tidak sampai menggangu laju kendaraan lain.
Salah pakai jas hujan
Membicarakan jas hujan, sekarang ini jenisnya di pasaran sangat beragam. Ada model one piece atau two piece. Jenis one piece yang banyak muncul yaitu ponco, sedangkan two piece yaitu mantel dan celana.
Jas hujan one piece ini jadi suatu kekhilafan pemotor yang cukup berisiko. Sebab, bentuk jas hujan yang seperti lembaran kain penutup tersebut mudah berkibar-kibar saat tertiup angin.
Kondisi ini bisa saja membuat jas hujan tiba-tiba tersangkut di antara rantai dan gear motor dan mencelakakan pengendaranya. Selain itu, resistensi air pada jas hujan model ponco juga kurang sehingga membuat pengendara tetap kebasahan.
Advertisement
Cipratan air
Pemotor pasti menghadapi cipratan air baik dari roda depan atau hempasan kendaraan lain. Kondisi ini bisa membuat sepatu basah apabila bahannya bukan anti air.
Untuk menghindari cipratan air, pemotor yang mengendarai motor bebek dan sport kadang mengangkat kaki dan menapak pada sesuatu yang posisinya lebih tinggi semisal fairing atau mesin.
Sebaiknya hal ini juga dihindari, titik keseimbangan motor dan pengendara berubah sehingga memengaruhi pengendalian sepeda motor. Maka sebaiknya, pilih sepatu dengan bahan yang relatif lebih kedap air.
Cara lain menghindari cipratan yaitu menjaga jarak dengan kendaraan di depannya. Hempasan air dari roda belakang yang terlalu tinggi bisa mengenai kaca helm atau bahkan langsung ke wajah apabila tidak tertutupi.
Sebisa mungkin ambil posisi tidak tepat di belakang kendaraan lain tetapi serong. Dengan begini Anda bisa terhindar dari cipratan air dan memiliki ruang cukup apabila tiba-tiba saja perlu mengerem mendadak.