Malaysia Jadi Pusat Purna Jual Volkswagen Group

Volkswagen Group merelokasi pusat after sales untuk regional Asia Pasifik ke Malaysia, setelah sebelumnya berada di Singapura.

oleh Rio Apinino diperbarui 18 Okt 2016, 18:43 WIB
Diterbitkan 18 Okt 2016, 18:43 WIB
Masalah Pada Platform MQB, VW Group Pecat Kepala Produksi
Penjualan kendaraan dengan platform MQB semakin menurun dan tidak ada inovasi baru yang dikembangkan pada platform tersebut.

Liputan6.com, Johor Baru - Volkswagen Group merelokasi pusat after sales untuk regional Asia Pasifik ke Malaysia, setelah sebelumnya berada di Singapura. Menurut pabrikan asal Jerman itu, Malaysia dinilai lebih menguntungkan.

Dalam rilis resmi di laman volkswagenag.com, dikutip Selasa (18/10/2016), disebutkan juga bahwa pusat after sales ini disebut mampu memasok suku cadang asli di Asia Tenggara secara lebih cepat di masa depan.

Lebih spesifik, VW Group menargetkan bahwa pada 2018, akan ada 28 pasar di seluruh Asia Tenggara yang persediaannya dipasok dari Malaysia.

Pusat suku cadang VW ini dibangun di kawasan perdagangan bebas Port of Tanjung Pelepas (PTP), Johor Baru. Tempat ini lebih efisien karena dekat dengan pelabuhan, sehingga tak perlu biaya transportasi tambahan.

Imelda Labbé, Head of Volkswagen Group After Sales, mengatakan bahwa pemindahan ini adalah bukti bahwa betapa signifikan dan potensialnya pasar ini. "Serta untuk meletakkan fondasi bagi pertumbuhan lebih lanjut," ujarnya.

Sementara Marcus Edelmann, Director After Sales for the Volkswagen Group Regional Office in South-East Asia, mengatakan bahwa pusat suku cadang ini juga memungkinkan mereka untuk memasok barang lebih cepat.

Pada 2018 misalnya, pusat suku cadang ini akan langsung terhubung dengan Singapura dan Malaysia. Dua negara ini yang akan menerima dampak paling jelas. Di dua negara itu, semua dealer akan menerima suku cadang asli dua kali dalam sehari.  

"Hal ini secara signifikan akan meningkatkan layanan kepada pelanggan kami di wilayah ini, dan pada saat yang bersamaan meletakkan dasar untuk pertumbuhan lebih lanjut di masa depan," tambah Edelmann.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya