Kesialan Pabrikan Otomotif Pasca-Donald Trump Terpilih

Terpilihnya Donald Trump sebagai Presiden baru Amerika Serikat (AS) menghasilkan babak baru bagi pabrikan otomotif.

oleh Rio Apinino diperbarui 10 Nov 2016, 09:24 WIB
Diterbitkan 10 Nov 2016, 09:24 WIB
20161109-Pidato Kemenangan Donald Trump-New York
Presiden ke-45 AS, Donald Trump dan Wapres, Mike Pence langsung menyampaikan pidato setelah mengetahui hasil penghitungan suara Pilpres AS, di Manhattan, New York, Rabu (9/11). Trump unggul cukup jauh atas pesaingnya, Hillary Clinton. (REUTERS/Mike Segar)

Liputan6.com, Washington DC - Terpilihnya Donald Trump sebagai Presiden baru Amerika Serikat (AS) menghasilkan babak baru bagi pabrikan otomotif, terutama bagi mereka yang punya hubungan bisnis dengan Meksiko.

Dilaporkan Reuters, pabrikan otomotif itu berpotensi mengeluarkan biaya yang lebih tinggi jika ingin memasukkan produk mereka dari Meksiko ke AS. Juga, ada potensi ketidakstabilan di pasar keuangan karena ketidakpercayaan konsumen.

Untuk yang disebutkan terakhir bahkan telah terjadi persis setelah Trump dipastikan menang. Pabrikan mobil Jepang yang mengandalkan Meksiko sebagai pusat produksi untuk pasar AS misalnya, sahamnya turun di indeks Nikkei.

Toyota misalnya, sahamnya turun 6,5 persen, sementara Nissan turun 6 persen. Honda bahkan turun sebanyak 7,8 persen, paling besar dibanding yang lain. Sayangnya ketiga perusahaan besar ini menolak untuk berkomentar.

Salah satu pabrikan yang pernah "berhadapan" langsung dengan Trump adalah Ford. Trump berkali-kali mengecam Ford yang memindahkan produksi sebagian produknya dari AS ke Meksiko, meski Ford sendiri melawan balik tuduhan itu.

Satu pernyataan penting Trump adalah bahwa ia akan mengenakan pajak khusus hingga 35 persen khusus untuk Ford, jika ia terpilih sebagai presiden.

Terlepas dari itu semua, pabrikan otomotif berjanji bahwa mereka tetap ingin bekerja sama dengan pemerintahan baru.

"Pemilu ini membuat jelas bahwa Amerika setuju bahwa manufaktur adalah prioritas bangsa. Ini tergantung pada kami untuk menyalurkan antusiasme terhadap kebijakan yang tepat," ujar kelompok National Association of Manufacturers.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya