Hasil Riset: Kualitas Mobil Baru di Indonesia Meningkat

Kualitas kendaraan baru di Indonesia meningkat dibanding beberapa tahun yang lalu. Demikian hasil riset yang dilakukan oleh J.D. Power 2016.

oleh Rio Apinino diperbarui 26 Des 2016, 19:00 WIB
Diterbitkan 26 Des 2016, 19:00 WIB
20160811-Model-model Seksi Panaskan GIIAS 2016
Model berdiri di samping mobil Toyota saat pameran otomotif Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) di ICE BSD, Tangerang Selatan, (11/08). Tercatat, 22 kendaraan model baru akan diluncurkan. (Liputan6.com/Fery Pradolo)

Liputan6.com, Jakarta - Kualitas mobil baru di Indonesia meningkat dibanding beberapa tahun yang lalu. Demikian hasil riset yang dilakukan oleh J.D. Power 2016 Indonesia Initial Quality StudySM (IQS).

Riset ini mengambil data dari 3.490 pemilik mobil yang membeli kendaraan pada September 2015 hingga Agustus 2016. Riset ini mencakup sembilan merek, dan dilakukan pada Maret hingga Oktober 2016 yang lalu.

Data yang diambil adalah masalah apa saja yang dialami pemilik mobil baru selama dua hingga enam bulan pertama kepemilikan. Tercatat, ada lebih dari 200 masalah yang masuk ke dalam delapan kategori.

Kemudian, masalah-masalah ini dikonversi ke dalam poin tertentu, dimana semakin rendah nilainya, maka semakin bagus keualitasnya.

Dalam rilis resmi sebagaimana yang dilansir di laman jdpower.com, dikutip Senin (26/12/2016), ditemukan bahwa pada tahun ini rata-rata masalah pada mobil hanya 70 poin, sementara 2012 lalu angkanya mencapai 82.

Yang menarik, menurut para konsumen, perbaikan berhubungan dengan masalah kebisingan. Namun masalah yang berkaitan dengan desain kendaraan tidak menunjukkan perbaikan dalam periode yang sama, bahkan mengalami kenaikan.

Dua masalah utama yang paling sering dikeluhkan adalah karpet mobil selalu bergerak dan tidak diam di tempat, serta kaca berembun.

Kaustav Roy, Direktur J.D. Power, menyebutkan bahwa konsumen Indonesia memang butuh kendaraan yang baik dalam hal mengatasi kebisingan, terutama di kota-kota besar.

"Mengingat sifat dari kondisi mengemudi di Indonesia, sensitivitas pelanggan terhadap kenyamanan dan kemudahan berkendara cenderung naik. Produsen yang mampu mengatasi itu kemungkinan akan berada dalam posisi yang lebih baik," terangnya.

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya