Liputan6.com, Yokohama - Nissan Motor mengumumkan hasil kinerja keuangan mereka di tahun fiskal 2016 di Yokohama, Jepang, Kamis (11/5) kemarin.
Dalam rilis resmi yang diterima Liputan6.com, disebutkan bahwa pabrikan asal Jepang tersebut mendapat laba usaha sebanyak 742,2 miliar yen (setara Rp 87,1 triliun), dari pendapatan bersih 11,72 triliun yen.
Yang menarik, angka laba usaha sebanyak itu ternyata lebih besar ketimbang total Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) DKI Jakarta tahun 2017, yang ditetapkan pada Desember lalu sebanyak Rp 70,19 triliun.
Advertisement
Baca Juga
Ada selisih Rp 17 triliun di antara keduanya. Angka ini masih sangat besar. Sebagai pembanding lagi, APBD Bali untuk tahun ini saja "hanya" Rp 6,20 triliun.
Dikatakan, angka ini diperoleh dari keseimbangan antara pelemahan pasar di negara berkembang dan dampak valuta asing di satu sisi, dengan penjualan yang tinggi di Amerika Serikat (AS), Tiongkok, dan Eropa Barat di sisi lainnya.
Keuntungan tersebut diperoleh dari penjualan mobil sebanyak 5,63 juta unit. Di AS, penjualan mereka naik sampai 4,2 persen, menjadi 1,58 juta unit. Kenaikan juga terjadi di Tiongkok, serta Eropa (tidak termasuk Rusia).
Di satu sisi, pasar Nissan di Jepang menyusut karena di paruh pertama mereka tidak diperbolehkan menjual kei car. Begitu juga di Asia, Oceania, Amerika Latin, Timur Tengah, dan Afrika. Di beberapa negara ini penjualannya turun sampai 3,3 persen.
Di tahun fiskal 2017, Nissan memprediksi angka jualan mobil mereka naik sampai 5,83 juta unit. Beberapa model baru seperti Micra, Armada, Kicks, Serena, dan Note, diharapkan dapat berkontribusi terhadap kenaikan penjualan tahun ini.