Toyota Masih Juara, Renault-Nissan Sukses Kudeta VW

Konfigurasi pabrikan terbesar di dunia masih belum berubah sejak bulan lalu.

oleh Rio Apinino diperbarui 31 Mei 2017, 18:36 WIB
Diterbitkan 31 Mei 2017, 18:36 WIB
20160126-Produksi-Kijang-Inova-serta-Fortuner-Jakarta-IA
Pekerja menyelesaikan pembuatan mobil di pabrik Karawang 1 PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia, Jawa Barat, Selasa (26/1). Pabrik ini memproduksi Kijang Innova serta Fortuner mencapai 130.000 unit pertahun. (Liputan6.com/Immanuel Antonius)

Liputan6.com, Jakarta - Organisation Internationale des Constructeurs d'Automobiles (OICA), organisasi payung otomotif global, kembali merilis data produksi semua pabrikan. Hasilnya, Toyota masih mendominasi.

Data yang dilansir Forbes, dilihat Rabu (31/5/2017) menyebut, sepanjang Januari sampai April 2017, Toyota Motor memproduksi mobil sebanyak 3.526.343 unit, atau naik 7,8 persen dibanding periode yang sama di tahun sebelumnya.

Diperkirakan, jika kondisi ini terus berlanjut, Toyota akan tetap mempertahankan mahkota sebagai pabrikan dengan total produksi terbanyak hingga akhir tahun nanti. Mereka diprediksi akan membuat lebih dari 10,5 juta unit mobil.

Di posisi kedua ada Renault-Nissan. Mereka sukses membuat 3.471.808 unit mobil, atau naik 7,4 persen dibanding periode yang sama di tahun sebelumnya. Keberhasilan aliansi Renault-Nissan ini juga jadi bukti suksesnya mereka mengakuisisi Mitsubishi.

Posisi ketiga ditempati oleh Volkswagen (VW) Group. Produksi mereka sepanjang empat bulan pertama 2017 sebanyak 3.336.200 unit, atau tergelincir 0,7 persen dibanding Januari sampai April tahun 2016.

Hal ini disebabkan karena beberapa hal. Salah satunya adalah karena turunnya kepercayaan masyarakat pasca pabrikan asal Jerman ini tersangkut megaskandal Dieselgate, yaitu penggunaan perangkat penipu hasil uji emisi.

Diprediksi, posisi ini tidak akan berubah sampai akhir tahun nanti. Toyota tetap berada di posisi pertama, Renault-Nissan kedua, dan VW Group tetap ketiga. Sementara General Motors (GM), yang sebetulnya merupakan merek "langganan" tiga besar dalam beberapa tahun terakhir, terpaksa harus menempati posisi keempat.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya