Liputan6.com, Boxberg - Salah satu teknologi otomotif yang bakal hadir di masa mendatang adalah mobil otonomos. Dengan memanfaatkan sensor dan beragam perangkat canggih lain, mobil jenis ini bisa melaju sendiri tanpa perlu sopir di balik kemudi.
Meski belum benar-benar hadir ke tengah masyarakat, namum pro dan kontra sudah bermunculan. Ini adalah hal yang wajar, mengingat mobil otonomos memang teknologi yang benar-benar mengubah cara orang berkendara dan dunia otomotif itu sendiri.
Bagi perusahaan pemasok otomotif Bosch GmbH, masyarakat akan menerima teknologi ini, terutama di negara-negara maju seperti di Eropa.
Advertisement
Baca Juga
"Masyarakat mulai menerima mobil otonomos. Di AS, Jerman, Tiongkok. Setahap demi setahap masyarakat akan menggunakannya," ujar Rolf Bulander, Chairman of Bosch Mobility Solutions, Robert Bosch GmbH, dalam acara Bosch Mobility Experience 2017 yang dihelat di Boxberg, 5 Juli lalu.
Hal ini sesuai dengan penelitian yang pernah dilakukan beberapa kali oleh lembaga riset.
Ada juga riset yang menyebut bahwa mobil otonomos tidak bakal diterima publik. Nielsen, misalnya, menyebut tiga dari empat anak SMA lebih memilih mengendarai mobilnya sendiri ketimbang pakai "robot".
Ada sejumlah alasan mengapa Bulander percaya bahwa teknologi ini akan diterima. Salah satunya adalah karena dia yakin kalau "pada dasarnya mobil otonomos lebih aman dibanding mobil biasa".
Namun tentu saja ada beberapa penyesuaian yang semestinya harus dilakukan. Bulander mencatat bahwa setidaknya pemerintah perlu mempersiapkan diri untuk mengantisipasi masalah-masalah yang muncul dikemudian hari. Misalnya, siapa yang bisa dipersalahkan kalau sebuah mobil otonomos mengalami kecelakaan hingga mencelakakan orang lain.
"Ini memang isu yang harus dipecahkan. Di tiap negara harus ada pertimbangan moral yang berbeda-beda," sambungnya.
Simak juga video menarik di bawah ini: