Rencana Besar Industri Otomotif di Balik GIIAS 2017

Di luar munculnya Mitsubishi Xpander sebagai bintang baru pameran, tersimpan rencana besar industri otomotif Indonesia. Apa itu?

oleh Arief Aszhari diperbarui 21 Agu 2017, 21:22 WIB
Diterbitkan 21 Agu 2017, 21:22 WIB
GIIAS 2017, Pameran Otomotif, Galeri Foto
Sejumlah pengunjung memadati pameran otomotif GIIAS 2017 di ICE BSD, Tangerang, (19/8/2017). Pameran otomotif terbesar se-Asia Tenggara tersebut menampilkan 30 merek mobil dan produk otomotif lainnya. (Bola.com/M iqbal Ichsan)

Liputan6.com, Jakarta - Pameran otomotif, Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) 2017 resmi ditutup, Minggu (20/8). Untuk tahun ini, Mitsubishi Xpander mampu menjadi bintang dan berhasil menyedot perhatian penggemar roda empat di Tanah Air.

Namun, di luar munculnya Mitsubishi Xpander atau Wuling Confero sebagai bintang baru pameran, tersimpan rencana besar industri otomotif Indonesia, yaitu proyek mobil listrik.

Bagaimana tidak, Presiden Republik Indonesia (RI), Joko Widodo, sudah memberikan ultimatum jika pada 2025,  20 persen mobil yang terjual di Indonesia harus bertenaga listrik. Sementara itu, prediksi angka penjualan mobil di tahun tersebut, diharapkan mencapai dua juta unit, dan artinya 400 ribu di antaranya adalah mobil listrik.

Untuk peraturan terkait mobil ramah lingkungan ini memang tengah dikebut oleh pemerintah, melalui Kementerian Perindustrian. Nantinya, mobil yang mampu tembus efisiensi bahan bakar 1:28 akan mendapatkan insentif.

"Insentifnya bisa 50 persen dari PPnBM. Untuk awal, nanti pabrikan bisa melakukan impor secara utuh terlebih dahulu, dan jika pasarnya sudah terbentuk baru melakukan produksi lokal,"  tutur I Gusti Putu Suryawirawan, Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika Kementerian Perindustrian, di sela-sela closing ceremony GIIAS 2017 akhir pekan lalu.

Lanjut Putu, saat ini kendaraan ramah lingkungan yang cocok di Indonesia adalah mobil hybrid. Pasalnya, kendaraan ini bisa menjadi jembatan untuk menuju full mobil listrik, jika nantinya infrastruktur sudah siap.

"Loh, hybrid itu listrik, kalau kita lihat bahwa kendaraan listrik yang full membutuhkan infrastruktur pengisian, tapi kalau hybrid menggendong sendiri peralatan pengisian mobil listrik," tambahnya.

Next

Nissan Note e-Power
Nissan Note e-Power

Mobil Ramah Lingkungan Siap Jual

Sebenarnya, jika dicermati lebih dalam, ada APM yang sudah membawa mobil ramah lingkungannya ke GIIAS 2017, tapi belum resmi menjual. Sebut saja, Toyota yang sudah memperkenalkan C-HR, Nissan yang membawa Note e-Power, Mercedes-Benz yang menghadirkan E350 Plug-in Hybrid, atau BMW pamer i3.

Bisa jadi, jika peraturan dan regulasinya sudah keluar, pabrikan ini langsung jual kendaraan ramah lingkungannya tersebut yang sudah terlebih dahulu pamer bentuk di GIIAS 2017.

"Kalau CBU, dari kemarin juga sudah bisa dilakukan. Kalau Pak Menteri (Airlangga Hartanto, Menteri Perindustrian) target 2025, produksi lokal bisa dari 2022. Paling tidak lima tahun dari peraturan dikeluarkan," pungkasnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya