Dongkrak Mobil dengan Bantuan Kayu Tak Disarankan, Ini Alasannya

Dongkrak dengan tambahan kayu sah-sah saja tapi tidak sesuai standar keselamatan.

oleh Herdi Muhardi diperbarui 27 Sep 2017, 11:33 WIB
Diterbitkan 27 Sep 2017, 11:33 WIB
Dongkrak Mobil
Dongkrak Mobil. (pajeroindonesia.org)

Liputan6.com, Jakarta - Dongkrak, menjadi salah satu peralatan yang wajib ada di dalam mobil. Sebab alat ini akan sangat dibutuhkan jika keadaan darurat, salah satunya saat mengganti ban.

Namun tahukah Anda penggunaan dongkrak disarankan sesuai dengan bentuk mobil. Misalnya, jika mobil memiliki ground clearance sangat tinggi, ada baiknya dongkrak yang digunakan pengungkitnya juga memiliki struktur kuat dan tinggi.

Kendati begitu, tak sedikit masyarakat mengakalinya yang memiliki dongkrak kecil kemudian menambah kayu atau balok agar strukturnya menjadi lebih tinggi.

Penggunaan dongkrak dengan tambahan kayu, menurut Service Manager Dealer Toyota Auto2000 Cabang Tebet, I Wayan Werta Yoga kerap dilakukan saat melakukan pergantian ban atau perbaikan kolong mobil di rumah.

“Tambahan kayu asal aman tidak apa-apa. Tapi itu tidak standar keselamatan. Jadi disarankan jangan,” ungkap Wayan saat ditemui Liputan6.com, di bengkel Auto2000 Tebet, Jakarta Selatan, Selasa (26/9).

Wayan mengatakan, alasan tambahan kayu dilarang karena antara dongkrak, kayu dan bodi hal itu beresiko terjadi pergeseran serta mudah tersenggol.

Jika kayu terpeleset dari dongkrak dan mobil, maka yang terjadi ujung dongkrak dapat terbentur bodi mobil sehingga bisa membuat bodi rusak.

“Kalau dari segi keselamatan, kalau ada orangnya (yang memperbaiki) maka bisa terbentur atau tergencet. Jadi itu tidak aman, tidak direkomendasi. Yang benar cari dongkrak yang lebih panjang supaya dapat mengangkat lebih tinggi,” jelasnya.

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

Dongkrak Menjadi Salah Satu Perlengkapan Wajib Dibawa di Dalam Mobil

Bagi sejumlah orang yang hendak melakukan perjalanan setidaknya ada beberapa yang harus dibawa pemudik antara lain, perlengkapan P3K, repair kit, dongkrak, pompa ban listrik, kabel jumper, dan kabel derek.

Selain itu, perlengkapan lainnya yang tak kalah penting adalah senter. Tentunya ini akan dibutuhkan, jika kendaraan mengalami masalah di malam hari. Maka dari itu simpanlah senter di tempat yang mudah dijangkau.

Seakan tak bisa lepas dari telepon genggam atau smartphone, maka ada baiknya membawa power bank dengan daya yang cukup besar, minimal 10.000 mAh.Tentu saja power bank wajib diisi full sebelum berangkat.

Uang tunai, pastikan jangan sampai tertinggal, mulai dari uang receh hingga ratus ribuan. Sebab, dengan menggunakan uang tunai kita bisa membayar dengan mudah. Termasuk membayar jasa parkir atau bengkel.

Selain membawa tas berisi pakaian, ada baiknya penumpang membawa bantal leher. Hal ini sangat berguna karena bentuk bantal yang kecil pas untuk bersandar.

Sementara menurut instruktur RDC (Real Driving Center), Marcell Kurniawan, selain perlengkap yang telah disebutkan di atas, bawaan yang tak kalah penting adalah adanya makanan ringan dan juga air mineral.

“Intinya untuk berkendara badan harus fit, jangan sampai perut kosong, tidak boleh dehidrasi, apalagi saat macet. Perut kosong kadang suka dibilang masuk angin, padahal asam lambung naik, lalu pusing, dan bisa meninmbulkan gangguan dan juga bisa berakibat fatal seperti kecelakaan karena tidak konsentrasi,” ucap Marcel.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya