Dinding Ban Hancur Bukan karena Air Keras, tapi...

Beberapa hari belakangan, tersebar informasi broadcast kerusakan dinding ban hingga hancur karena air keras. Benarkah?

oleh Arief Aszhari diperbarui 17 Okt 2017, 12:23 WIB
Diterbitkan 17 Okt 2017, 12:23 WIB
Dinding ban hancur bukan karena air keras, tapi karena kurang angin (Foto:Istimewa)
Dinding ban hancur bukan karena air keras, tapi karena kurang angin (Foto:Istimewa)

Liputan6.com, Jakarta - Beberapa hari ini, ramai beredar informasi melalui broadcast di grup-grup aplikasi percakapan, terkait modus air keras yang ditaruh di botol plastik. Ketika botol tersebut dilindas mobil, ban akan rusak karena terkena air keras.

Dalam foto yang juga tersebar di broadcast tersebut, kerusakan ban akibat air keras itu cukup parah, dengan dinding ban yang pecah dan hancur.

Lalu, benarkah air keras bisa membuat kerusakan parah di ban?

Dijelaskan Zulpata Zaenal, Proving Ground Manager PT Bridgestone Tire Indonesia, air keras memang bisa merusak ban, tetapi hanya bagian yang terkena air kerasnya saja. Namun, jika melihat gambar yang tersebar, dinding ban memang rusak, tapi tapak ban masih mulus.

"Kalau lihat kerusakan, itu bukan karena cairan kimia. Kalau kerusakan ban tersebut, istilahnya bleeding CBU (Cord Broken Up), karena ban dijalankan terus-menerus dalam keadaan kurang angin," jelas Zulpata ketika dihubungi Liputan6.com, Selasa (17/10/2017).

Lanjut pria ramah ini, ketika tekanan angin di ban kurang dan tetap jalan, maka dinding ban bakal kelelahan. Akibatnya, karet hangus dan benang ban bakal putus.

"Kalau misalkan ada botol diisi dengan air keras, pasti telapaknya juga kena, dan di gambar tapaknya sangat mulus. Air keras juga tidak bisa ditaruh di botol plastik biasa, harus botol kaca atau botol plastik khusus," tegasnya.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Ban Cocok untuk Musim Hujan

Untuk berkendara di musim hujan tentu membutuhkan persiapan ekstra. Salah satu faktor yang terpenting adalah memperhatikan ban yang digunakan, karena ban merupakan satu-satunya komponen yang menghubungkan mobil dengan aspal.

Zulpata Zaenal, Proving Ground Manager PT Bridgestone Tire Indonesia, mengungkapkan, setidaknya ada dua faktor yang memengaruhi performa ban di jalan basah, yaitu compound dan pattern ban.

"Keduanya sama-sama penting, tidak bisa jika hanya memilih pattern saja, karena pattern mudah untuk ditiru, tapi compound ban tidak bisa ditiru," ungkap Zulpata.

Lantas bagaimana cara memilih compound yang cocok untuk musim hujan? "Biasanya produsen ban memberikan info tentang ban yang terbaik untuk jalan basah. Compound terbaik untuk jalan basah adalah yang mengandung aqua compound."

Ia menjelaskan, misalkan pada Bridgestone, semua ban untuk passenger car sudah dilengkapi aqua compound. "Atau misalkan pada Potenza, Turanza, Ecopia maupun Techno," tutur pria yang akrab disapa Zul ini.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya