Liputan6.com, Jakarta - Mobil listrik tengah berkembang pesat di seluruh dunia, termasuk di Indonesia. Banyak prediksi, cepat atau lambat, mobil ramah lingkungan ini bakal menggantikan peran mobil bensin atau Diesel di jalan raya.
Baca Juga
Advertisement
Berdasarkan survei yang dilakukan PT Nissan Motor Indonesia (NMI), kecenderungan konsumen untuk membeli mobil listrik masih kecil. Pasalnya, mobil listrik belum sepopuler mobil bermesin konvensional.
"Kami melakukan survei kepada 1.700 responden soal elektrifikasi. Pertama, kecenderungan membeli kendaraan berdasarkan tipe energi, dengan ranking satu, dua, dan tiga. Mobil Internal Combustion Engine (ICE) itu 97,6 persen, ada di ranking satu dan dua," jelas Davy J Tuilan, Vice President Director of Marketing and Sales PT NMI, di ICE, BSD, Tangerang Selatan, belum lama ini.
Lanjut Davy, ketika masuk mobil Diesel juga tidak terlalu populer. Menariknya, ketika melihat hasil mobil hybrid, sebesar 20 persen, dan ini sudah termasuk kendaraan listrik.
"Jadi, kecenderungan belinya sangat kecil," tambahnya.
Saat ini kecenderungan masyarakat terkait kehadiran mobil listrik memang sangat rendah. "Mengetahui mobil hybrid hanya 24 persen, dan listrik 15 persen. Tapi kalau secara umum, yang mengetahui mobil listrik hanya separuh dari mobil hybrid. Jadi, awarness di mobil listrik masih sangat rendah," pungkasnya.
Simak Video Pilihan Berikut Ini:
Saran Produsen Terkait Kendaraan Listrik
Munculnya sejumlah sepeda motor listrik di Tanah Air belakangan ini membuat Asosiasi Industri Sepedamotor Indonesia (AISI) mencoba memberikan masukan kepada pemerintah.
Berdasarkan keterangan tertulisnya, saran yang diberikan terkait potensi berkembangnya kendaraan listrik dengan menyiapkan kebijakan yang komprehensif sehingga dapat melindungi konsumen dan masyarakat pengguna sepeda motor.
Advertisement