Liputan6.com, Jakarta - Kasus kecelakaan yang melibatkan tersangka e-KTP, Setya Novanto, yang menabrak tiang lampu jalan di sekitar Permata Hijau, Jakarta Selatan, terus menimbulkan polemik. Terlebih, pertanyaan terkait faktor keselamatan Toyota Fortuner yang digunakan politikus Golkar tersebut.
Baca Juga
Advertisement
Bahkan, Pengacara Setya Novanto, Fredrich Yunadi, mengatakan SUV yang dipasarkan PT Toyota Astra Motor (TAM) ini di Indonesia bukan mobil yang bagus.
Nada serupa disampaikan oleh salah seorang warganet yang menyampaikan keraguannya melalui sosial media.
“Maaf saya menanyakan hal ini karena saya selalu membawa mobil jauh lebih kencang dari yang saya lihat di tv yang hanya nabrak tiang dan tiangnya pun masih berdiri tegak sedangkan penumpang luka parah… mohon penjelasnnya karena saya penasaran.. Tks,” tulis Adi.
Menanggapi hal tersebut, Fransiscus Soerjopranoto, Executive GM PT TAM mengatakan, "Pada dasarnya kualitas produk merupakan prioritas utama kami di mana produk yang diluncurkan Toyota telah memenuhi standar kualitas global."
"Termasuk Toyota Fortuner, yang tidak hanya diminati oleh pelanggan di Indonesia, tapi juga negara lainnya," jelas pria yang akrab disapa Suryo lewat pesan elektronik kepada Liputan6.com, ditulis Sabtu (18/11/2017).
Lajut Suryo, sejak kemunculan Toyota Fortuner di 2006, mobil ini telah menjadi pilihan utama pecinta roda empat di Tnah Air, di segmen SUV.
"Mobil ini juga salah satu tulang punggung ekspor otomotif nasional. Toyota Fortuner telah dipasarkan ke berbagai negara, dan diterima oleh konsumen di masing-masing negara," pungkasnya.
Kecelakaan Setya Novanto Tidak Kencang
Namun, kasus kecelakaan yang melibatkan Toyota Fortuner berkelir hitam bernomor polisi B 1732 ZLO ini, terasa janggal. Pasalnya, airbag dari SUV andalan pabrikan asal Jepang ini tidak mengembang.
Lalu, dengan tidak mengembangnya airbag ini, apakah benturan atau tabrakan Setya Novanto tidak terlalu keras?
Dijelaskan salah satu petugas derek, Toyota Fortuner yang ditumpangi Setya Novanto mengalami kerusakan di bagian depan, dan kaca samping pecah.
"Hancur depan, yang jelas hancur depan saja, kaca yang samping saja (yang pecah). Kaca yang samping belakang itu pecah, kalau yang lain masih utuh," jelas salah satu petugas derek.
Lanjut petugas tersebut, untuk airbag memang tidak keluar, dan sepertinya kecelakaan terjadi tidak begitu keras.
"Airbag sepertinya tidak keluar, tidak begitu keras (benturannya)," tambahnya.
Advertisement