Terobos Banjir, Perhatikan Batas Ketinggiannya

Pemilik mobil yang berniat menerobos banjir, sebaiknya perhatikan ketinggian filter udara. Kenapa?

oleh Arief Aszhari diperbarui 30 Nov 2017, 14:22 WIB
Diterbitkan 30 Nov 2017, 14:22 WIB
Banjir Porong
Banjir di petak Jalan Tanggulangin-Porong, Sidoarjo, Jawa Timur, mengakibatkan jalur tersebut tak bisa dilewati kereta api. (Liputan6.com/Dian Kurniawan)

Liputan6.com, Jakarta - Curah hujan yang tinggi akhir-akhir ini, membuat banyak wilayah di Jakarta dan sekitarnya tergenang. Namun, karena harus tetap beraktivitas, banyak pemilik kendaraan, baik mobil atau motor yang nekat terobos banjir.

Tapi perlu diingat, menerobos banjir hingga mengakibatkan kendaraan mogok atau rusak bakal lebih merepotkan. Terlebih, ketika melakukan perbaikan kendaraan, pastinya membutuhkan biaya yang cukup mahal.

Dijelaskan pereli nasional Rifat Sungkar, bagi pemilik mobil yang berniat menerobos banjir, sebaiknya perhatikan ketinggian filter udara. Komponen tersebut bisa menjadi titik maksimal mobil saat menerobos genangan air.

Jadi, jangan lihat patokan genangan air dari knalpot, tapi dari filter udara. "Lihat (ketahui) filter udara ada di mana. Pastikan posisinya, karena itu ketinggian maksimal banjir yang bisa dilewati mobil," ucap Rifat beberapa waktu lalu.

Sebaliknya, jika air belum mencapai bibir filter, maka genangan aman untuk dilewati.

Lanjut Service Manager Plaza Toyota Pramuka, Parman Suanda, masyarakat juga bisa melihat batas aman banjir dari knalpot. Hal tersebut penting, Karena pengemudi harus menjaga agar air tidak tersedot.

"(Knalpot) ngebuang saat digas, tapi ketika idle akan masuk air," tutup Parman.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Kelakuan Menyebalkan Pemotor saat Hujan

Sedia payung sebelum hujan. Tak sekedar pepatah, istilah tersebut memang perlu diterapkan saat memasuki musim hujan seperti saat ini.

Kendati begitu, banyak kelakuan aneh yang tak jarang dilakukan segilintir masyarakat untuk memproteksi tubuhnya agar tak kena air hujan. Terlebih hal tersebut dilakukan saat melakukan perjalanan atau aktivitas di luar rumah.

Nah, kali ini dilansir Bintang.com, ada beberapa hal aneh bahkan terlihat konyol yang sering dilakukan pengendara sepeda moto di musim hujan.

Apa saja itu berikut ulasannya;

Menaikkan kaki ke 'leher' motor

Hal ini dilakukan agar kaki atau alas kakinya tidak basah terkena cipratan air hujan, alhasil mereka memilih dengan sengaja menaikkan kakinya ke bagian leher motor.

Khususnya bagi pengendara motor bebek. Ekstremnya lagi, ada yang menaikkan kaki ke jok motor dengan posisi bersila.

Numpang meneduh di bawah jembatan

Cara yang satu ini sangat mengganggu di musim hujan. Sebab, pengendara yang berteduh di kolong jembatan mengganggu pengguna jalan lain dan bikin macet lalu lintas. Mungkin aman buat diri mereka, tapi tidak untuk orang lain.

Tidak pakai alas kaki alias nyeker

Karena hujan atau terkena cipratan air, tak jarang pengguna sepeda motor melepas alas kaki seperti halnya sepatu. Setelah itu, mereka memilih nyeker.

Tentu saja, meski sepatu mereka selamat dari kebasahan, namun hal itu bisa membahayakan organ tubuh, khususnya bagian kaki jika terjadi hal yang tak diinginkan.

Membungkus kaki pakai plastik

Nah tingkah yang satu ini 11:12 sama orang yang menaikkan kakinya ke 'leher' motor. Tujuannya sama, yaitu agar alas kaki tidak basah kuyup kena air hujan.

Padahal, membungkus kaki pakai plastik juga bisa meningkatkan risiko terpelanting saat memijakkan kaki di jalan yang licin.

Pakai plastik di kepala

Hal ini paling konyol. Meski bisa menggunakan helm, namun dia justru menggunakan pakai plastik. Biasanya, tipe ini adalah tipe pengendara motor jarak depan. Dari rumah ke warung.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Tag Terkait

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya