Liputan6.com, Jakarta - Product Ambassador Mitsubishi Motors Indonesia, Rifat Sungkar menilai marka jalan di ibukota saat ini banyak yang mengejutkan pengendara. Keberadaannya sering menimbulkan kecelakaan mobil ataupun motor.
Menurut Rifat, sebagai pengemudi kendaraan khususnya bagi roda empat, mereka harus bisa mengendalikan jalannya mobil untuk menghindari marka jalan. Jangan terburu-buru bila berkendara.
Advertisement
Baca Juga
"Harus bisa (mengontrol) karena car posisitioning berdasarkan marka jalan yang berlaku. Kalau kejadiannya tiba-tiba nabrak lagi, selain pengemudi yang salah, kita harus evaluasi dan survei dulu. Cara antisipasinya sangat mudah, jangan buru-buru. Jadi kecelakaan itu bisa disebabkan oleh kecepatan yang tidak lazim," kata Rifat ditemui usai peluncuran Pajero Sport terbaru di Mitsubishi Motors Special Exhibition di Mal Kelapa Gading, Rabu (17/1/2018).
Selain human error penyebab kecelakaan mobil, Rifat juga menilai jalanan ibu kota saat ini sedang berantakan akibat banyaknya pembangunan yang dilakukan pemerintah.
"Pembangunan sudah ditumpuk-tumpuk, ada busway di jalanan itu, buka taman, dan lain lain. Kita bisa bikin jalanan bagus, tapi integrasi sama pihak lain belum tentu. Contoh aspal baru dan lama, bedanya bisa sejengkal, dan itu kayak jatuh. Sebagai pengemudi, kita berharap penyedia jalan juga mengupayakan adanya perbaikan lalu lintas dengan mengedepankan transportasi publik, semua dibangun dan ada yang jadi berantakan, nah di titik yang ini kita harus memiliki mindset untuk menghadapi jalan tak sempurna," jelas Rifat. Kecelakaan mobil atau motor bisa dihindari.
Â
Separator buat Bounching
Soal kondisi mobil yang hancur akibat beradu dengan separator, Rifat menjelaskan bahwa separator seharusnya memiliki berat 1 ton sebagai pemisah jalan. Ia mencontohkan dalam dunia balap seperti drifting dan road race, separator pasti dipakai.Â
"Separator itu kan secara fungsi memisahkan. Nah separator di dunia balap itu kan untuk bouncing, itu di dunia balap. Dan separator yang benar itu adalah ada pengaitnya, dan beratnya dikontrol. Di sini masalahnya, jalanan kita kan kecil, biasanya berat satu separator itu bisa sampai 1 ton, tapi karena jalanan kecil ditaruhlah separator di jalanan kita yang kecil. Separator yang kecil ini kalau ditabrak pecah, bukan mobilnya bouncing tetapi separatornya pecah. Begitu hajar yang depan, pecah, nah mobilnya menghajar separator yang kedua, impact-nya yang kedua ya enggak bisa pecah lagi tetapi diserap semua ke dalam mobil," jelas Rifat.
Maka dari itu, ia berharap para pengendara tetap waspada dalam berlalulintas.
"Emang toleransi berlalulintas di Indonesia itu unik, cuma ya tetap harus kewaspadaan berasal dari kita," tutupnya.
Advertisement