Liputan6.com, Jakarta - Teddy Unggul Wicaksono dan Yana Kusryanti kini menjadi salah satu pasangan suami istri yang cukup menyedot perhatian. Di usianya yang tak lagi muda, kakek dan nenek yang memiliki tiga orang anak dan dua cucu itu telah traveling ke-28 negara selama delapan bulan.
Yang menjadi perhatian dari kedua pasangan ini yaitu perjalanan Teddy dan Yana yang dilakukan sejak Mei-Desember 2017 menggunakan mobil pribadi berupa Toyota Fortuner lansiran 2011 dengan plat nomor B 1891 PLO.
Advertisement
Baca Juga
Kini, Teddy dan Yana sudah sampai di Indonesia. Merekapun sempat berbagai pengalaman menariknya kepada Liputan6.com.
Yana bercerita, perjalanan bersama suami ini telah menjadi impian keduanya yang sama-sama doyan kelayapan. Hanya saja, mereka mengaku belum pernah melakukan perjalanan melalui darat, terlebih mengendarai kendaraan pribadi.
“Biasanya, kalau naik pesawat itu dari kota besar ke kota besar lainnya. Tapi dengan naik mobil itu mau tidak mau harus melewati kota-kota kecil,” ucap Yana saat membuka perbincangan.
Dia mengaku begitu senang ketika harus melewati kota-kota kecil di berbagai negara meski bukan tempat tujuan para pelancong untuk berwisata.
“Jadi ini luar biasa, karena bisa bersentuhan langsung dengan masyarakat lokalnya, merasakan kuliner khas, dan melihat langsung kehidupan mereka sehari-hari,” jelas Yana menceritakan pengalaman traveling Asia-Eropa.
Masuk-Keluar Negeri Orang
Bukan hal aneh jika di setiap perbatasan saat masuk dan keluar negara berbagai dokumen harus diperiksa secara detail. Tentu, siapa saja harus mendapatkan izin.
Ternyata, perjalanan Yana yang dimulai sejak 12 Mei 2017 bukan tak pernah ada halangan. Sebaliknya, mereka sempat merasakan kesulitan izin untuk keluar dari Thailand.
“Nah mereka lihat kita pakai mobil sendiri. Sedangkan di sana (Thailand) di bulan Maret 2017, ada peraturan baru dari pemerintah. Bahwa kalau bawa kendaraan pribadi harus ada izin stempel dari departemen transportasinya. Kita baru tahu, dan urusnya harus lewat agen. Dan kami tidak boleh lewat sini, ya udah kami keluar lagi lewat Malaysia,” ucap Yana.
Saat itu pula mereka rupanya harus berfikir ekstra. Sebab, semua jadwal dan visa kunjungan di negara lain harus tetap digunakan agar tidak hangus.
Alhasil, untuk menyesuaikan jadwal visa di negara tujuan, mereka memilih mengangkut mobil dan menyebrang menggunakan kapal menuju Kamboja, lalu Laos, hingga sampai di Cina.
Yana juga menyatakan, kesulitan saat di perbatasan, selain harus berhadapan dengan budaya, dan kondisi cuaca yang berbeda, tentu mereka harus selalu berganti kartu provider. Hal ini tentunya untuk memudahkan saat berkomunikasi dan mencari sinyal internet.
Advertisement
Bergantung pada Google
Bukan hal aneh jika saat ini mesin pencari Google menjadi sangat familiar ketika kita mencari informasi melalui internet. Bahkan Teddy dan Yana mengaku sangat bergantung pada mesin pencari buatan Amerika Serikat itu.
Yana mencontohkan, saat berada di Rusia, dirinya sempat diinterogasi petugas militer selama lima jam saat mencari kartu provider. Mereka sama sekali tidak bisa berbahasa Rusia. Sebaliknya, militer yang menginterogasi tidak dapat bercakap bahasa Inggris.
“Untungnya ada Google Translate, saya bilang, saya dari Indonesia mau jalan-jalan (diterjemahkan). Setelah itu saya tahu, daerah itu ternyata daerah militer di daerah perbatasan. Jadi keluar perbatasan itu harusnya belok kanan bukan belok kiri. Kita minta maaf karena kita tidak tahu, namanya juga kakek-nenek yang lagi jalan-jalan,” kenang Yana.
Selain bisa menejermahkan bahasa, layanan Google juga menjadi alat yang dianggap paling jitu ketika mencari alamat atau bepergian dengan kondisi jalan gelap dan sepi.
Suami Tangguh
Yana rupanya menjadi salah satu wanita sangat beruntung bisa melakukan traveling bersama suami. Bagaimana tidak, selama pergi keliling Asia-Eropa delapan bulan dengan Toyota Fortuner itu, ternyata hanya Teddy seorang yang mengemudi.
“Saya tidak bisa (mengemudi). Tapi sebenarnya kecintaan suami saya nyetir mobil. Biasanya, kemana-mana selama liburan di Indonesia, pasti kita pakai mobil. Ke Bali saja, kita pakai mobil. Jadi apa salahnya kita naik mobil juga,” ungkap dia.
“Alhamdulillah saya kagum sama suami, tidak ada kendala, kita tidak minum suplemen atau vitamin, tapi kami tetap jaga makanan, dan perbanyak minum air mineral sebagai oksigen,” lanjutny.
Tak hanya pandai mengemudi, Teddy yang merupakan lulusan teknik mesin dianggap mengerti seluk beluk jeroan mobil. Karena itu, saat perjalanan beberapa perlengkapan dan komponen slow moving harus dibawa untuk berjaga-jaga.
Adapun beberapa negara yang dilalui Yana dan Teddy antara lain Singapura, Malaysia, Thailand, Kamboja, Laos, China, Rusia, Finlandia, Swedia, Norwegia, Denmark, Polandia, Belgia, Jerman, Belanda, Ceko, Prancis, Spanyol, Portugal, Swiss, Austria, Hongaria, Italia, Yunani, Turki, Georgia, Azerbaijan, Kazakhstan.
Advertisement