Liputan6.com, Fiorano - Siapa yang tidak mengenal Valentino Rossi? Pembalap yang dijuluki The Doctor ini dikenal sangat cepat di atas lintasan menggunakan sepeda motor. Namun, selain lihai menggunakan sepeda motor, baru-baru ini Valentino Rossi mendapat ajakan untuk kebut-kebutan menggunakan Ferrari.
Pabrikan berlogo Kuda Jingkrak asal Italia tersebut mengundang Valentino Rossi untuk menguji Ferrari 488 Pista di atas lintasan pengujian Fiorano. Monster bermesin V8 bertenaga 720 Tk nampak menjadi tantangan istimewa bagi Rossi.
Advertisement
Baca Juga
Dan benar saja, Valentino Rossi tidak segan-segan mengajak 488 Pista menari di atas lintasan. Rossi terlihat tidak ragu melakukan aksi drifting. Dilansir Autoevolution, drifting merupakan bagian pengujian yang normal, untuk memperlihatkan kemampuan Ferrari Dynamic Enhancer.
Pista memang memiliki bobot kering hanya 1.280 kg, namun secara rasio power-to-weight masih sangat jauh dengan motor balap pegangan Rossi. Sehingga, mengendarai sebuah Ferrari seperti sedang bermain-main saja.
Meskipun sudah berumur 39 tahun, Rossi akan tetap mendukung tim Yamaha di MotoGP setidaknya sampai akhir musim 2019. Dan sampai saat ini Valentino Rossi belum menunjukkan keinginannya untuk pensiun dari dunia yang penuh adrenalin ini.
Saksikan Videonya di Bawah Ini:
Advertisement
Yamaha Kerja Keras supaya Rossi Jadi Jawara 2018, Buktinya?
 Yamaha memiliki banyak pekerjaan baru di ajang balap MotoGP 2018. Tentu saja, salah satu yang harus dilakukan adalah membangun sepeda motor yang lebih baik agar Valentino Rossi dapat meraih title juara MotoGP 2018 atau musim yang akan datang.
Oleh karena itu, perusahaan dengan logo Garpu Tala tersebut kini akan disibukan dibanding pabrikan lainnya agar Rossi serta Maverick Vinales keluar dari permasalahan seperti di 2017. Â
Â
BACA JUGA
Â
Musim 2017 dianggap terburuk bagi Yamaha. Dari 18 seri balapan yang digelar, hanya empat balapan yang berhasil dimenangi oleh Yamaha. Banyaknya aturan baru di MotoGP seperti penggunaan ban dan elektronik yang bebeda membuat kemenangan Yamaha turun sampai 50 persen.
Dengan kata lain, Yamaha mengklaim pergantian pemakaian dari Bridgestone ke Mihcelin dan perangkat elektronik yang sesuai dengan aturan Dorna menjadikan YZR-M1 motor buruk, karena tak bisa beradaptasi dengan cepat.
"Itu adalah musim terburuk. Tahun 2016, Valentino memiliki feeling yang baik dengan motor namun permasalahan dengan ban belakang membuatnya memburuk," ungkap kepala mekanik Rossi, Silvano Galbusera dikutip Motorsport Magazine, Sabtu (6/1/2018).
"Selama musim balap 2017 kami memodifikasi motor agar ban belakang dapat berfungsi dengan sempurna. Di beberapa trek itu bisa bekerja tapi Rossi kehilangan feeling dengan motor sehingga ia tidak bisa memacu motor lebih cepat saat di tikungan. Di data memang ini tak terlihat, namun itu dijelaskan langsung oleh Rossi," jelasnya lagi.
Galbusera menganggap, di musim awal tahun 2017, motor tersebut 100 persen tidak cocok dengan Rossi. Tapi di waktu yang sama Maverick sangat cepat. Balapan pun tidak buruk bagai Yamaha.
Hanya saja, kala itu karena setting-an mesin tidak pas, dan Yamaha sedikit mengubah sasis dengan geometri yang berbeda. Hal itu tidak dirasakan Rossi seperti mengendarai motor YZR-M1 2016.
Baca selengkapnya di sini.