Lebih Baik Mana, Pakai Oli OEM atau Oli Aftermarket?

Yang terpenting adalah memahami spesifikasi oli yang sesuai dengan kendaraan Anda.

oleh Arief Aszhari diperbarui 13 Apr 2018, 10:19 WIB
Diterbitkan 13 Apr 2018, 10:19 WIB
Ganti Oli Mobil
Ilustrasi Foto Ganti Oli Mobil (iStockphoto)

Liputan6.com, Jakarta Dalam memilih oli untuk mobil kesayangan, terdapat dua pilihan di pasaran. Pertama, oli yang dijual oleh agen pemegang merek (APM) atau yang biasa disebut oli OEM, dan kedua oli aftermarket.

Lalu, sebagai konsumen, pasti bertanya-tanya oli mana yang memang lebih baik untuk kendaraan kesayangan?

Dijelaskan Taqwa Suryo Swasono, Tuner Garden Speed, untuk memilih pelumas jangan melihat merek tapi yang paling penting itu lihat spesifikasi.

"Rekomendasi oli yang paling baik itu, lihat spesifikasinya. Misalkan, SAE 5W-30, udah ambil yang sesuai dengan spesifikasi tersebut," jelas Taqwa, saat berbincang dengan Liputan6.com melalui sambungan telepon, Kamis (12/4/2018).

Lanjut Taqwa, jika ingin melihat merek, pilih yang memang sudah berada lama di pasar Indonesia. "Apapun mereknya, A,B,C, atau D lihat yang memang sudah terbukti di pasar Indonesia," tambahnya.

Selanjutnya, faktor yang harus diperhatikan saat mengganti oli juga adalah jangka waktunya. Artinya, ganti oli harus dilakukan secara rutin dan tepat waktu.

"Berbicara penggunaan kendaraan di Jakarta, dari pengalaman saya merawat ratusan mobil dari berbagai merek mobil dan oli, rekomendasi penggantian oli yang paling baik, adalah setiap lima ribu kilometer atau enam bulan, dan mana yang lebih dahulu tercapai," pungkasnya.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Salah Isi Oli Mesin dengan Pembersih Kaca, Ini yang Terjadi

Mesin mobil yang diisi oleh cairan washer (Jalopnik)
Mesin mobil yang diisi oleh cairan washer (Jalopnik)

Pernahkan Anda membayangkan apa yang akan terjadi jika salah mengganti oli mesin? Sekarang Anda tidak perlu membayangkannya, pasalnya seorang pemilik Mini salah mengganti oli mobil kesayangannya. Mesin yang seharusnya diisi dengan oli berperforma tinggi, pria ini malahan menggantinya dengan cairan pembersih kaca.

Entah apa yang dipikirkan oleh sang pemilik mobil saat mengganti oli. Yang pasti, cairan pembersih kaca sebanyak lima liter tersebut sudah terisi ke dalam mesin. Dilansir Jalopnik, Jumat (7/7/2017), Mini tersebut digunakan berjalan selama 10 menit, hingga knalpot mengeluarkan asap warna biru.

 

10 menit merupakan waktu yang cukup lama untuk mencampur cairan pembersih kaca dengan oli-oli  yang tersisa di dalam ruang mesin. Hasilnya? Perpaduan sisa oli dengan cairan pembersih kaca menghasilkan kombinasi warna coklat dan hijau.

Kejadian ini menjadi pengingat, bahwa kesalahan kecil dalam penggantian oli dapat berakibat fatal. Jika Anda memang tidak terbiasa melakukannya, cobalah untuk didampingi dengan teknisi yang mengerti. Atau biarkan teknisi di bengkel yang melakukan pekerjaan ini.

 Untuk menghindari hal serupa, sebaiknya Anda membaca buku petunjuk mobil milik Anda. Dari buku tersebut Anda bisa mengetahui informasi-informasi penting, seperti jenis oli mesin maupun transmisi yang digunakan, jarak penggantian oli yang ideal, hingga arti dari logo yang tersemat pada instrumental panel mobil.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya