Jokowi: Industri 4.0 Memancing Peluang Pekerjaan Baru

Dengan revolusi industri 4.0, maka industri dunia otomotif akan melonjak, bukan menciut. Pertumbuhan pekerjaan akan bertambah, namun jenis pekerjaan memang akan bergeser.

oleh Amal Abdurachman diperbarui 19 Apr 2018, 10:36 WIB
Diterbitkan 19 Apr 2018, 10:36 WIB
Jokowi
Jokowi menaiki motor kustom di IIMS 2018 (Arief/Liputan6).

Liputan6.com, Jakarta Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyatakan, penerapan revolusi industri ke-4 atau Industry 4.0 di Indonesia akan mendorong Indonesia masuk 10 negara dengan ekonomi terbesar di dunia pada 2030.

Penerapan revolusi industri ke-4 juga dapat berdampak terhadap industri otomotif. "Saya percaya dengan revolusi industry 4.0, maka industri dunia otomotif akan melonjak, bukan menciut. Pertumbuhan pekerjaan akan bertambah, namun jenis pekerjaan memang akan bergeser," ucap Jokowi saat peresmian IIMS 2018 di JIExpo Kemayoran, Jakarta, Kamis (19/04/2018).

Beberapa perubahan yang akan terjadi adalah penggunaan mobil listrik dan cara masyarakat menggunakan transportasi roda empat. "Trennya sekarang bergeser, misalkan saja BMW meluncurkan biaya berlangganan mobil. Dengan begitu, konsumen dapat menggunakan mobil BMW tanpa perlu membelinya," ungkapnya. 

Tren lainnya adalah penggunaan transportasi berbasis aplikasi atau car share. "Tren seperti ini harus bisa kita baca. Pada akhirnya ngapain kita membeli mobil?" sambung Jokowi.

 

 

Simak Video Pilihan Berikut Ini:

Transisi Jenis Pekerjaan

Meskipun demikian, tren tersebut dinilai sebagai sebuah transisi yang juga membuka peluang jenis pekerjaan di sektor lain. "Misalkan saja berbagai mobil, 1 mobil bisa digunakan hingga 24 jam. Dari beli mobil menjadi berbagi mobil. Sehingga mobil akan lebih sering dirawat, dan juga dibersihkan ke interiornya. Cuci mobil hingga bagian interior adalah jasa padat karya. Merawat mobil juga merupakan padat karya," ucapnya optimistis.

Selain itu Jokowi juga mengungkapkan, dengan pemakaian yang cukup padat. Maka life cycle sebuah mobil akan lebih pendek, sehingga produksi mobil akan lebih banyak.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya