Jangan Pernah Anggap Sepele Rambu Lalu Lintas

Para pengendara di Indonesia kerap mengabaikan rambu-rambu lalu lintas, mulai dari melawan arah, memutar balik sembarangan, dan hal lainnya.

oleh Herdi Muhardi diperbarui 27 Mei 2018, 19:06 WIB
Diterbitkan 27 Mei 2018, 19:06 WIB
Rambu Lalu Lintas
logo rambu-rambu lalu lintas.(Creative Market)

Liputan6.com, Jakarta - Tak sedikit pengendara mobil maupun sepeda motor kerap melanggar aturan lalu lintas. Padahal, hampir sejumlah jalan raya maupun jalan bebas hambatan telah dilengkapi rambu-rambu lalu lintas.

Menurut pendiri sekaligus instruktur Jakarta Defensive Driving Consulting (JDDC), Jusri Palubuhu, rambu lalu lintas merupakan alat komunikasi sesama pengguna jalan yang digunakan dengan bentuk serta corak sama secara berskala international.

“Bayangkan kalau bahasa kita tidak sama di sebuah jalan yang ada kecepatan rendah atau tinggi, itu yang terjadi adalah konflik atau chaos,” ungkap Jusri kepeda Liputan6.com, Sabtu (26/5/2018).

Jusri menyayangkan, para pengendara di Indonesia kerap mengabaikan rambu-rambu lalu lintas, mulai dari melawan arah, memutar balik sembarangan, dan hal lainnya.

Padahal, lanjut Jusri, rambu-rambu lalu lintas sengaja diciptakan agar para pengendara taat peraturan, sehingga masyarakat menjadi tertib dan saling berbagi jalan baik oleh pengendara itu sendiri maupun pejalan kaki.

Pria yang dikenal sebagai penggiat jalan raya ini juga mengatakan, melanggar rambu-rambu lalu lintas maka dapat membuat kemacetan di jalan dan paling ekstrem menimbulkan kecelakaan.

“Oleh karena itu menaati peraturan lalu lintas dengan peralatannya dan lain halnya itu mutlak. Jika tidak, konsekuensinya kekacauan. Sama saja kita masuk ke satu rumah, orang satu rumah itu hanya bisa pakai satu bahasa daerah, sedangkan kita tidak berbicara bahasa yang sama. Memerlukan waktu yang lama untuk berkomunikasi dengan jelas,” jelasnya.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Kondisi Jalan yang Harus Diwaspadai

20151109-Beginilah Potret Tak Beraturannya Pengendara Motor di Pasar Minggu
Pengendara sepeda motor melawan arah di kawasan Pasar Minggu, Jakarta Selatan, (9/11/2015). Rambu - rambu lalu lintas yang berada di lokasi Pasar Minggu ini tampak tak berfungsi sama sekali. (Liputan6.com/Immanuel Antonius)

Ritual mudik Lebaran sebentar lagi. Tentu saja para pemudik menggunakan berbagai kendaraan transportasi untuk sampai di kampung halaman.

Kendati begitu para pemudik harus waspada, karena selain faktor human error atau manusia itu sendiri, kecelakaan bisa saja mengintai lantaran kondisi jalan.

Menurut Jusri, ada beberapa kondisi jalan yang menyebabkan kecelaaan.

“Seperti blind spot. Biasanya itu terjadi di tikungan, seperti di daerah pegunungan atau berbukit,” ucap Jusri.

Tak dapat dipungkiri, kecelakaan di jalan bisa saja disebabkan karena terguling, ditabrak, adu banteng, atau dihantam dari arah belakang.

Selain itu, Jusri juga menyatakan kondisi jalanan yang perlu diperhatikan lainnya yaitu ketika berada di jalan yang lapang dan luas.

“Hal ini dapat memancing pengemudi untuk melaju kendaraan untuk lebih cepat,” katanya.

Kondisi jalanan lainnya yang patut diwaspadai adalah jalan licin. Hal tersebut bisa saja membuat kendaraan hilang kendali.

Jusri menyarankan, pemudik yang hendak ke wilayah Jawa Tengah dan Jawa Timur ada baiknya lebih berhati-hati terutama ketika melintasi jalur tol fungsional.

“Ini karena jalan dengan permukaan badan bahu jalan tinggi, dapat membuat mobil keluar badan jalan langsung sering terguling sehingga menyebabkan kecelakaan. Itu perlu disikapi,” tuturnya.

Beberapa jalan lain yang dapat menyebabkan kecelakaan yaitu jalanan rusak, berlubang, terhalang pandangan, tidak berlampu, tak ada marka dan rambu jalan, serta marka dan rambu rusak.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya