Lebih Dekat dengan Jembatan Kali Kenteng

Jembatan Kali Kenteng merupakan bagian dari ruas fungsional Tol Salatiga-Kartasura saat ini masih dalam tahap konstruksi.

oleh Herdi Muhardi diperbarui 11 Jun 2018, 19:54 WIB
Diterbitkan 11 Jun 2018, 19:54 WIB
Kali Kenteng
Suasana di Tol fungsional Salatiga-Kartasura. (@KemenPU)

Liputan6.com, Jakarta - Bagi pemudik yang berencana melakukan perjalanan menuju Jawa Timur melalui ruas fungsional Tol Salatiga-Kartasura, ada baiknya mengetahui kondisi jalur tersebut. Salah satunya wilayah di Jembatan Kali Kenteng.

Berdasarkan akun Instagram resmi pelaksana proyek PT Waskita Karya yakni @waskita_karya, jembatan Kali Kenteng merupakan bagian dari ruas fungsional Tol Salatiga-Kartasura saat ini masih dalam tahap konstruksi.

Agar tetap aman digunakan untuk dilewati para pemudik, maka dibangun dan disiapkan jalan sementara sepanjang 500 meter yang berada di sisi bawah jembatan.

Adapun jalan sementara ini memiliki lebar antara 8-10 m dengan kondisi lean concrete (alas beton) setebal 10 cm. Perlu dicatat, jalur sementara ini hanya dapat dilalui untuk satu lajur kendaraan.

“Mengenai faktor keamanan, jalan tersebut cukup aman untuk dilintasi dikarenakan tingkat kemiringan jalur ini berkisar 10 persen,” tulis @waskita_karya.

Selain itu, pada sepanjang jalan sementara tersebut telah dilengkapi dengan rambu-rambu, pagar dan petugas yang mengarahkan kendaraan untuk tertib.

“Kami menghimbau kepad para pemudik untuk senantiasa mempersiapkan kondisi kendaraan dengan sebaik-baiknya, mengutamakan keselamatan dalam berkendara, serta mematuhi arahan petugas di lapangan agar sampai tujuan akhir dengan selamat,” tutupnya.

Teknik Berkendara di Tanjakan, Mana Paling Efektif?

Saat melintasi tol fungsional di sepanjang jalan tol Trans Jawa, banyak jalan yang masih belum selesai dibangun. Bahkan, ada jalur dari Salatiga menuju Solo yang jalannya menanjak cukup curam, dan membutuhkan teknik berkedara yang lebih.

Pasalnya, selain jalan yang menanjak, kondisi lalu lintasnya sudah pasti padat. Jika pengendara belum terbiasa, dipastikan bakal keringat dingin dan panik.

Nah, bagi pengemudi yang belum ahli untuk urusan berkendara di tanjakan, berikut tips berkendara di jalan menanjak, seperti disitat dari laman resmi NTMC Polri, ditulis Senin (11/6/2018):

1. Mengemudikan mobil dengan menggunakan perseneling dua dan tiga sesuai dengan kecepatan, serta tingginya tanjakan yang akan ditempuh

2. Jika diharuskan untuk berhenti, maka ada tiga cara yang dapat dilakukan untuk berhenti di tanjakan, yaitu gunakan rem tangan, rem kaki, serta 1/2 kopling atau kombinasi antara gas serta kopling

3. Teknik rem tangan. Teknik ini merupakan teknik yang aman saat berhenti di tanjakan yang relatif tinggi serta dalam waktu yang lama.

Caranya, injak pedal rem kaki serta pedal kopling untuk menghentikan laju mobil, selanjutnya mengamankan keadaan mobil dengan mengangkat tuas rem tangan serta memindahkan perseneling ke gigi netral.

Jika ingin berjalan kembali, pindahkan perseneling ke gigi satu, tekan pedal gas, lepas kopling hingga mobil terasa sedikit bergetar, lalu lepas rem tangan perlahan.

Ketika sudah berjalan, bantu dengan cara menginjak gas lebih dalam dan mobil akan melaju perlahan tanpa mundur sedikitpun.

Selanjutnya

Bila mobil masih mundur, itu berarti kopling kurang diangkat atau kurang lepas serta pedal gas kurang diinjak

4. Teknik rem kaki. Menginjak pedal kopling serta pedal rem kaki untuk menghentikan laju mobil.

Selanjutnya, lepas pedal kopling sedikit hingga mobil bergetar, lalu lepaskan rem kaki secara perlahan lalu setelah mobil mulai berjalan sedikit, bantu dengan menginjak gas.

Teknik ini bagus untuk tanjakan yang tidak terlalu tinggi serta untuk berhenti sebentar

5. Teknik 1/2 kopling atau kombinasi gas dan kopling. Umumnya, teknik ini digunakan untuk berhenti dalam waktu singkat serta di tanjakan yang kurang tinggi.

Caranya, menghentikan laju kendaraan dengan menginjak pedal kopling, serta menahan pedal gas sampai mobil keadaan berhenti.

Bila ingin melanjutkan perjalanan, maka lepas angkat kopling perlahan, selanjutnya dibantu dengan menginjak pedal gas. Teknik ini memang boros bahan bakar, serta cepat merusak kampas kopling, namun tidak ada salahnya jika ingin digunakan.

Dalam kombinasi antara kopling serta gas, harus diatur atau disesuaikan antara kedalaman gas serta kopling. Semakin dalam gas, maka injakan kopling akan semakin dalam.

Jika mesin terdengar meraung keras berarti kombinasinya belum imbang, dan hal ini dapat diatasi dengan cara mengurangi penekanan kopling, atau mengurangi penekanan pada gas, serta menambah tekanan pada kopling.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya